Di antara adab berikutnya berkaitan dengan tidur adalah:
Kelima, membaca beberapa surat dalam Alqur’an dan berdzikir.
Ucapan terakhir yang keluar dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam sebelum tidurnya adalah bacaan Alqur’an dan dzikir kepada Allah ta’ala.
Di antara surat dalam Alqur’an yang dibaca, A’isyah menceritakan,
أَنَّ النَّبِيَّ صلى اللهُ عليه وسلم كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ، جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا: ﴿ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَد ﴾ وَ﴿ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَق ﴾ وَ﴿ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاس ﴾ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ، وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, ketika berbaring di tempat tidur setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangan dan meniupkan pada keduanya, dan membaca qulhuwa Allah ahad, dan Qul a’uzubirrabil falaq, dan qul a’uzubirabbinnas, kemudian mengusap dengan kedua tangannya semampunya dari tubuhnya, dimulai dari kepada, wajah, dan bagian depan tubuh, dan melakukan yang demikian itu tiga kali (HR. Bukhari)
Selain itu, Rasulullah juga biasa membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah. Dari Abi Mas’ud Radiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
Barang siapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al Baqarah pada malamnya, maka sudah cukup (H.R. Bukhari)
Selain itu, membaca ayat kursi juga merupakan bagian dalam dzikir sebelum tidur. Dari Abi Hurairah radiyallahu ‘anhu, beliau mengisahkan bahwa syaithan yang mendatanginya dan hampir tertawan mengatakan,
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ، لَنْ يَزَالَ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صلى اللهُ عليه وسلم: صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ، ذَاكَ شَيْطَانٌ”
Apabila kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi karena itu akan membuatmu pendapat penjagaan Allah dan tidak didekati setan sampai pagi. Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, apa yang dia sampaikan benar, tetapi asalnya dia pendusta. Dia adalah syaithan (HR. Bukhari).
Selain itu, do’a sebelum tidur merupakan contoh yang dituntunkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Khuzaifah radiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa,
كَانَ النَّبِيُّ صلى اللهُ عليه وسلم إِذَا أَرَادَ أَن يَنَامَ قَالَ: “بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وأَحْيَا، وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُور
Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, jika hendak tisur maka berdo’a, dengan menyebut nama-Mu wahai Allah aku mati dan akhi hidup, dan ketika bangun beliau berdo’a, segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kematian kami, dan hanya kepada-Nya kami kembali (HR. Bukhari).
InsyaAllah adab lainnya akan dibahas pada tulisan berikutnya. Semoga Allah selalu melindungi kita dan memudahkan kita untuk menjaga adab-adab tidur. Aamiin.
Kuala Lumpur, 18 Desember 2018
Akhukum Fillah, Gonda Yumitro