Agar Anak Rajin Sholat

Bagi kita yang masih punya anak kecil, mengajari mereka untuk sholat dan mencintainya terkadang susah-susah gampang. Ada saat dimana anak begitu rajin untuk sholat, bahkan ketika suara adzan berkumandang saja ia sudah bilang, ‘Bi, Mi, Adzan, ayo sholat!”

MasyaAllah begitu bahagianya orang tua yang mendapatkan anak seperti ini. Sejak kecil mereka sudah terbiasa dengan lingkungan orang-orang sholeh, dan hati mereka sudah mencintai ketaatan utamanya sholat.

Namun demikian, tidak sedikit juga orang tua yang sudah mencoba berbagai cara untuk mengajari anaknya sholat ternyata tetap tidak bisa. Tidak jarang ada yang karena kesibukan orang tua juga, akhirnya sampai anaknya baligh, cara sholat yang mereka lakukan pun belum benar.

Oleh karena itu, sebagai orang tua perlu kita belajar agar bisa mendidik anak-anak kita menjadi orang-orang sholeh. Anak-anak yang akan menjadi bekal aliran pahala bagi kita, ketika kita sudah tiada sekali pun.

Kita meyakini bahwa sebenarnya perkembangan seorang anak termasuk dalam ketaatan dan akhlak mereka sangat tergantung dengan peran orang tua. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

فأبَواه يُهوِّدانه وُينَصِّرانه ويُمَجِّسانه

Dan orang tuanya yang menjadikan ia yahudi, nasrani atau majusi (HR. Muslim)

Untuk itu, para ulama mengajarkan agar terlebih dahulu kita mengenalkan tentang Allah kepada mereka. Dalam cerita-cerita kita pada mereka, hendaknya nilai-nilai tauhid mulai ditanamkan. Kita kenalkan pada mereka bahwa Allah adalah Rabb satu-satunya yang berhak untuk kita sembah. Demikian juga Allah sebagai dzat yang menjamin rezeki kita.

Kita ajarkan kepada mereka bahwa sesungguhnya kewajiban kita sebagai hamba adalah untuk taat dan beribadah kepada Allah ta’ala. Ceritakan juga bagi mereka balasan dari Allah dengan surga bagi hamba-hambanya yang taat, dan neraka bagi mereka yang ingkar.

Ajarkan pada mereka bahwa sesungguhnya sholat itu adalah tiang agama. Sholat adalah perkara pertama yang akan dihisab oleh Allah ta’ala pada hari kiamat dari hambanya.

Kemudian secara pelan-pelan diajarkan kepada mereka tentang sholat, mulai dari pentingnya sholat sampai bagaimana cara melakukannya yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Inilah salah satu makna dari ayat Allah ta’ala,

يا أيها الذين آمنوا قُوا أنفسَكم وأهليكم ناراً وقودُها الناس والحجارة

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan jaga keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu (Q.S. Attahrim: 6)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

مُروا أولادكم بالصلاة لسبع سنين واضربوهم عليها لعشر

Perintahkan anakmu sholat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah (dengan pukulan yang mendidik, red) jika berusia sepuluh tahun (HR. Abi Daud)

Menurut Ibnu Taimiyah, jika sampai besar karena tidak dididik seorang anak meninggalkan sholat, maka orang tuanya juga berdosa. Beliau berkata,

من كان عنده صغير مملوك أو يتيم ، أو ولد ؛ فلم يأمُره بالصلاة ، فإنه يعاقب الكبير إذا لم يأمر الصغير،

Barang siapa yang mempunyai anak kecil dalam kekuasaannya, atau yatim, atau anak, kemudian tidak diperintahkan untuk sholat, maka ia yang besar dihukum jika tidak memerintahkan yang kecil (untuk sholat)

Untuk teknis pengajaran sholat ini, maka para ulama mengatakan bahwa contoh adalah metode terbaik mengingat posisi anak-anak yang sangat mudah meniru. Jika orang tuanya sudah rajin sholat dan mencontohkan cara sholat yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka insyaAllah mereka pun akan dengan gampang mengikutinya.

Dalam proses mengajari mereka tentang sholat ini, maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, di antaranya:

Pertama, kita harus ikhlas semata-mata mengharap wajah dalam dalam mengajari anak kita akan cinta dengan sholat.

Kedua, mengajari mereka keyakini akan hadirnya kematian yang menjemput sewaktu-waktu

Ketiga, ketika ke masjid, maka juga mengajak anak kita, tentu tetap dengan menjaga adab-adab agar tidak mengganggu jama’ah yang lain.

Keempat, tanamkan pada diri anak bahwa mereka mengerjakan sholat bukan karena takut kepada kita sebagai orang tua, melainkan karena takut dan cinta kepada Allah ta’ala.

Kelima, mengadakan kajian rutin atau menjadwal supaya setiap hari anak kita mendapatkan tambahan ilmu agama meskipun hanya sedikit. Yang sedikit ini asal rutin jauh lebih baik daripada langsung banyak tetapi jarang.

Keenam, sungguh-sungguh dan senantiasa mendoakan anak agar ia menjaga sholatnya. Di antara doa yang dituntunkan untuk dibaca adalah doa nabi Ibrahim ‘alaihissalam,

ربِّ اجعلني مقيمَ الصلاة ومِن ذُرِّيتي ربنا وتقبَّل دُعاء

Wagau Rabb, jadikan aku senantiasa menjaga sholat, dan juga dari anak keturunanku, wahai Rabb Engkaulah yang mengabulkan doa (Q.S. Ibrahim: 40)

InsyaAllah dengan berbagai cara ini, anak-anak kita akan termasuk di antara anak-anak sholeh, yang menjaga sholatnya dan senantiasa mendoakan kedua orang tuanya. Aamin.

 

Malang, 25 Juli 2016

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response