Contoh Syirik Kecil

Dalam hidup ini kita perlu untuk semakin memperbaik amal kita dan hendaknya senantiasa menjaga keikhlasan kepada Allah ta’ala. Hal inilah yang akan menjadi bekal bagi kita agar bisa masuk ke dalam surga dan bertemu dengan wajah Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman,

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Barang siapa yang berharap bertemu dengan Rabbnya, maka hendaklah ia beramal sholeh dan jangan mensekutukan Allah dengan sesuatu apapun (Q.S. Al Kahfi: 110).

Dalam ayat ini maka terlihat betul bahwa selain memperbaiki amal, maka kita perlu untuk semakin menata niat supaya ikhlas. Beramal memang merupakan perkara yang berat, tetapi lebih berat dari amal tadi adalah upaya untuk mengikhlaskan diri dari amalan yang dilakukan.

Apalagi Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam memang sudah mewanti-wanti akan sikap riya’ yang banyak menimpa umat ini. Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر

Sesuatu yang paling aku takutkan dari apa yang aku takutkan dari kalian adalah syirik kecil (HR. Ahmad)

Ketika ditanyakan kepada beliau sholallahu ‘alaihi wasallam tentang maksud syirik kecil, maka beliau mengatakan riya’. Atau dalam hadits yang lain beliau memperjelasnya dengan contoh,

يقوم الرجل فيصلي فيزين صلاته لما يرى من نظر رجل إليه

Seseorang berdiri untuk sholat kemudian memperbagus sholatnya ketika ia mengetahui bahwa ada yang memperhatikannya (HR. Ibnu Majah)

Para ulama juga menyampaikan bahwa termasuk di antara contoh syirik kecil itu adalah bagi mereka yang khianat terhadap amanah yang dipegangnya. Karena itu, seorang muslim seharusnya berusaha untuk semakin profesional dalam memegang amanah yang diberikan padanya. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,

من حلف بالأمانة فليس منا

Barang siapa yang mengkhianati amanah maka tidak termasuk dari kami (HR. Abu Daud)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك

Barang siapa yang menyelisihi Allah maka sungguh ia telah kafir atau melakukan kesyirikan (HR. Ahmad)

Termasuk juga dalam ucapan tidak sedikit menyebabkan seseorang jatuh kepada kesyirikan yang kecil, termasuk di dalamnya adalah ucapan  ما شاء الله وشئت(atas kehendak Allah dan engkau). Maka yang seperti ini tidak boleh dilakukan, kecuali dengan mengganti huruf و   dengan ثم.

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,

لا تقولوا ما شاء الله وشاء فلان، ولكن قولوا ما شاء الله ثم شاء فلان

Janganlah katakan karena keinginan Allah dan si fulan, tetapi katakanlah karena keinginan Allah kemudian keinginan si fulan (HR. Abu Daud).

Ucapan dan dan kemudian menjadi perkara yang serius karena sebenarnya setiap keinginan seorang hamba merupakan kehendak dari Allah ta’ala. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala,

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ

Dan tidaklah kalian punya keinginan kecuali merupakan kehendak dari Allah (Q.S. Al Insan: 30)

Kita berdoa kepada Allah ta’ala semoga kita semua diberikan kekuatan untuk berhati-dari dari dosa syirik, termasuk syirik yang kecil. Aamin.

 

Malang, 31 Oktober 2015

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response