Di antara Alasan Muslim Meninggalkan Valentine’s Day

Setiap tanggal 14 Februari, sudah menjadi perkara umum masyarakat merayakan hari kasih sayang yang mereka sebut valentine’s day. Pada hari itu mereka mengekpresikan rasa sayang dengan saling mengirim ucapan, bertukar hadiah, berbagi coklat, berkumpul bersama orang-orang yang mereka cintai, menggunakan pakaian merah, bahkan jatuh pada berbagai kemaksiatan.

Kebiasaan ini terus berlangsung sejak lama. Apalagi berbagai kelompok bisnis merasa diuntungkan dalam hal ekonomi dengan perayaan ini. Omset mereka biasanya melonjak tajam dengan banyaknya konsumen yang membeli produk mereka.

Berkaitan dengan hal ini, seorang muslim tidak mengukur kebenaran dari kebiasaan dan jumlah dukungan manusia. Boleh jadi perkara yang dianggap biasa dan didukung oleh mayoritas masyarakat merupakan perkara yang salah dalam urusan agama.

Apalagi kebiasaan yang dianggap perkara umum tersebut mempunyai alasan dan perilaku yang bertentangan dengan syariat Islam. Dalam hal valentine’s day, paling tidak terdapat beberapa alasan mengapa seorang muslim tidak merayakannya. Di antara hal tersebut adalah:

Pertama, sejarah valentine’s day kental dengan ajaran non Islam. Memang ada banyak versi berkaitan dengan pelaksanaan hari kasih sayang ini, tetapi semuanya menyimpan makna yang kental dengan muatan paganisme.

Salah satu pendapat yang sering dikutip menceritakan bahwa valentine’s day berawal dari hari raya Lupercalia yang lazim dilangsungkan setiap tanggal 13 sd 18 Februari pada masa Romawi. Tujuan hari raya ini adalah untuk mensucikan dewi cinta (queen of feverish love).

Salah satu yang dilakukan pada hari itu undian bagi para pemuda untuk memilih wanita-wanita yang akan mereka ajak bersenang-senang. Meskipun bukan pasangan suami istri yang sah, mereka bebas melakukan apapun sesuai dengan hasil undian tadi.

Ketika katolik menjadi agama Romawi, diadakan modifikasi acara ini agar lebih dekat dengan nilai-nilai Kristen. Seorang yang dijadikan simbol untuk perubahan tersebut adalah St. Valentine yang dihukum mati pada tanggal 14 Februari.

Eksekusi hukuman yang dilakukan oleh raja Romawi Claudius II pada tahun 270 tersebut dikarenakan St.Valentine yang merupakan tentara Romawi menikah secara sembunyi-sembunyi. Padahal pada waktu itu raja menetapkan bahwa seorang tentara tidak boleh memiliki istri.

Versi lain menceritakan bahwa St.Valentine adalah seorang yang memperjuangkan eksistensi agama Kristen ketika mereka mendapatkan banyak tekanan di Romawi. Ada pula yang menceritakan bahwa sebelum meninggal ia menulis pernyataan cinta dari valentinusmu.

Terlepas dari apapun cerita yang benar, maka jelas terlihat bahwa perayaan ini berasal dari kaum selain Islam yang tidak pantas dirayakan oleh kaum muslimin. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.(HR. Ahmad)

Kedua, dalam pelaksanaan acara terdapat banyak unsur kemaksiatan. Meskipun pada awalnya valentine’s day tidak hanya khusus untuk anak muda, tetapi fakta masa kini menunjukkan bahwa perayaan hari kasih sayang ini telah didominasi oleh mereka yang sedang dimabuk cinta tanpa ikatan pernikahan yang sah.

Akibatnya, betapa banyak campur baur antara laki-laki dan perempuan, anak-anak muda yang berpelukan, berciuman, bahkan sampai melakukan perzinahan. Awalnya mereka sekedar bertukar kado, memberi coklat atau lainnya. Namun pelan-pelan tipu daya syaithon menjerumuskan mereka pada kerusakan yang lebih besar.

Padahal dalam alquran, Allah dengan jelas menuntunkan kepada seorang muslim untuk menjauhkan dirinya dari hal-hal yang bisa mendekatkan pada perzinahan, sebagaimana firman-Nya,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan sejelek-jelek jalan.(QS. Al Isro’ : 32)

Dalam ayat yang lain, Allah ta’ala juga memerintahkan kita untuk tidak menghadiri hal-hal yang justru bisa merusak agama. Allah ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan mereka yang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS. Al Furqon : 72)

Berdasarkan keterangan di atas, maka generasi muda Islam menyadari bahwa dirinya merupakan harapan masa depan umat Islam. Karena itu, ia tidak mau menjadi pemuda lemah yang tertipu dan menjadi budak hawa nafsunya. Justru ia akan sibuk melakukan berbagai kebaikan dan hal yang bermanfaat untuk masa depannya.

Terakhir, sepantasnya bagi kita untuk menyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari hal-hal yang bisa mengantarkan kita pada neraka. Allah ta’ala berfirman,

يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم و أهليكم نا را

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari api neraka (Q.S.Attahrim:6).

Seorang mukmin dengan melihat latar belakang sejarah dan kebiasaan yang terjadi pada hari valentine menyadari bahwa kedua hal tersebut bisa menyebabkan dirinya masuk ke dalam neraka. Oleh karena itu, ia punya alasan yang kuat untuk tidak ikut merayakan valentine’s day.

Baginya, Islam telah mengajarkan bahwa cinta itu tidak dikhususkan hanya pada hari tertentu saja, tetapi perlu diekspresikan pada setiap waktu, tentu terhadap mereka yang berhak dan syar’i untuk mendapatkannya.

Kita berdoa kepada Allah ta’ala semoga kita diberikan kekuatan untuk senantiasa istiqomah di jalan yang benar dan tidak mudah terpengaruh dengan perkara-perkara yang merusak. Aamin.

 

Malang, 12 Februari 2016 (dimuat di Malang Post, 13 Februari 2016)

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

 

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response