IIT Sebagai Pilar Pendidikan India

Tulisan ini dimuat dalam buletin Atase Pendidikan KBRI New Delhi Edisi XV, ditampilkan di blog dengan harapan agar bisa berbagi informasi bagi teman-teman yang belum bisa mendapatkan buletin tersebut.

Indian Institutes of Technology (IIT) India merupakan kampus India yang berorientasi kepada pengembangan teknik dan teknologi di India. IIT ini didirikan berdasarkan Institutes of Technology Act, 1961 yang mendeklarasikan IIT sebagai salah satu institusi penting nasional dalam proses pembangunan India dalam berbagai bidang seperti sosial dan ekonomi. Akhirnya misi tersebut mulai berhasil dicapai, terbukti dengan IITs India yang telah berhasil meraih berbagai prestasi nasional dan internasional. Bahkan pada tahun ini, dua IIT India berhasil  menghasilkan karya penting pembuatan prototipe robot dan produksi tablet murah Aakash.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka pada edisi ini Sukriya akan membahas tentang perkembangan kampus IIT India, beberapa prestasi yang mereka raih, dan rahasia di balik berbagai kesuksesan tersebut.

Perkembangan dan Prestasi IIT India

IIT India tergolong masih muda karena pendirian IIT ini didasarkan atas akte 1961. Dalam akte tersebut dinyatakan bahwa India sudah dan akan mempunyai 7 institute teknologi. Dengan ketujutuh institut teknologi ini, diharapkan mampu menunjang proses pembangunan India. Tujuh IIT tersebut antaralain IIT Kharagpur (1951), IIT Bombay (1958), IIT Madras (1959), IIT Kanpur (1959), IIT Delhi (1963), IIT Guwahati (1994) dan IIT Roorkee (2001).

Karena prestasi yang bagus dari ketujuh IIT tersebut dan pertimbangan akan pentingnya tenaga insinyur di era ini, pemerintah India memutuskan untuk membangun 9 IIT lainnya, yaitu  IIT Ropar (2008), IIT Bhubaneswar  (2008), IIT Gandhinagar  (2008), IIT Hyderabad (2008), IIT Patna  (2008), IIT Rajasthan  (2008), IIT Mandi  (2009) dan IIT Indore  (2009). Satu lagi adalah Institute of Technology Banaras Hindu University (IT-BHU) yang masih dalam proses untuk menjadi IIT.

Dalam perkembangannya prestasi IITs India tidak diragukan lagi kredibilitasnya di India maupun dunia Internasional. Di level nasional, IIT selalu menempati posisi universitas paling top di India. Misalnya hasil survey sekolah teknologi yang diadakan oleh Dataquest-IDC T School tahun 2009, 6 kampus paling bergengsi ditempati oleh IIT India[1].

Adapun di level internasional, berdasarkan ranking QS. World University Ranking tahun 2010, beberapa IIT India mendapatkan posisi cukup prestisius. IIT Bombay menempati posisi 187 dunia atau 47 dalam bidang mesin dan teknologi. IIT Delhi menempati posisi 52,  sementara IIT Kanpur, IIT Madras dan IIT Kharagpur pun masuk ke dalam kategori 100 kampus mesin dan teknologi paling bergengsi dunia[2]. Menurut survey dari The Times Higher Education Supplement, IIT Bombay menempati posisi 163 dan IIT Delhi menempati posisi 181 dunia pada tahun 2009[3].

Sedangkan menurut Academic Ranking of World Universities, IIT terbaik dipegang oleh Indian Institute of Science-Bangalore dengan peringkat 321 dunia. QS Engineering & Technology Rankings pada tahun 2011 menempatkan IIT-Bombay pada peringkat ke- 43, IIT-Delhi peringkat ke-50, IIT-Kanpur pada peringkat ke-59 dan IIT-Madras pada peringkat ke-60 untuk bidang Computer Science and Information Technology. Untuk bidang Civil and Structural Engineering, IIT-Bombay berada pada peringkat ke- 30, IIT-Kanpur pada peringkat ke-38 dan IIT-Delhi pada peringkat ke 43.

Pengakuan dunia internasional terhadap prestasi IITs India ini adalah sesuatu yang wajar. Apalagi alumni-alumni mereka tersebar di berbagai lapangan pekerjaan bergengsi di berbagai perusahaan-perusahaan besar dunia. Facebook dan Microsoft saja mulai merekrut mahasiswa IITs India sebelum mereka tamat. Selain itu, pada tahun 2012 ini, paling tidak ada dua gebrakan baru yang dilakukan oleh dua IIT India, yaitu pembuatan prototipe robot dan tablet murah Aakash.

Pertama, pembuatan prototipe robot untuk Indian Space Research Organization (ISRO) dilakukan oleh IIT Kanpur. Prototipe robot ini dibuat untuk menyukseskan misi luar angkasa ke bulan. Proyek ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2010 dan membawa misi yang besar yakni mengirim mobile robot ke bulan dengan tujuan melakukan percobaan serta pengembangan di daerah sekitar medan lunar bulan.

Asosiasi Professor of Mechanical Engineering, Dr Ashish Dutta mengatakan bahwa terdapat sekitar dua komponen dasar yang harus diselesaikan oleh IITK untuk misi ke Bulan. Komponen pertama meliputi penggunaan struktur cahaya 3D pada peta medan lunar yang sedang dirancang oleh Dr. K.S. Venkatesh, Associate Professor of Electrical Engineering. Dengan perangkat ini, maka robot nantinya diharapkan bisa bergerak dari satu titik ke titik lainnya di bulan.

Komponen ke dua adalah kinematika dan perencanaan jalur yang akan dilalui oleh robot tersebut. Setelah robot menghasilkan peta wilayah yang dilalui maka robot tersebut harus dipindahkan ke daerah yang diinginkan. Meskipun merupakan program yang sulit, tetapi tim dari IIT Kanpur optimis bahwa mereka bisa menyelesaikan proyek ini.

Kedua, prestasi IIT Rajashtan membuat tablet murah Aakash. Proyek tablet murah ini menjadi berita besar di India karena selain merupakan karya mahasiswa IIT Rajashtan, tablet ini juga mempermudah program pemerintah untuk meningkatkan akses berbagai bahan pembelajaran secara online dan upaya merealisasikan sistem e-government.

Yang menarik lagi, IIT Rajashtan yang memproduksi Aakash masih berusia sangat muda, yaitu 4 tahun. Meskipun demikian, setelah me-lauching Aakash edisi pertama, dengan cepat mereka mampu merespon masukan dari para pengguna uji coba.  Sekarang, Aakash sudah memasuki edisi upgrade dengan fasilitas yang lebih modern.

Rahasia Kemajuan IIT India

Berbagai prestasi IIT India ini tidak terjadi dengan tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa di antara faktor tersebut antaralain;

Pertama, dukungan pemerintah yang optimal terhadap pengembangan IIT. Selain dengan memberikan alokasi dana yang besar untuk IIT, presiden India menjadi bagian struktur dalam IIT. Dalam hal dana, IIT mendapatkan dana grant paling besar dibandingkan kampus-kampus lain. Untuk masing-masing IIT, pemerintah memberikan dana sekitar Rs. 900 s.d 1.300 juta (USD 2-4 juta)[4]. Jumlah ini belum termasuk dana dari alumni atau sponsor-sponsor lainnya.

Kedua, Sistem penyaringan mahasiswa yang ketat. Selain soal-soal ujian yang terkenal sangat sulit, peminat yang mengikuti tes masuks IIT ini sangat banyak. Dari 485.000 orang peserta tes IIT pada tahun 2011, hanya 9.618 saja yang diterima[5]. Dengan sistem yang seperti ini, maka secara raw material, mahasiswa IIT merupakan pemuda-pemuda pilihan yang diakui kecerdasannya. Meskipun demikian, dalam upaya memberikan kesempatan kepada kasta rendah dan masyarakat dari suku terasing, IIT memberikan kouta spesial kepada mereka sebanyak 15 %.

Ketiga, dosen yang berkualitas dengan rasio dosen dan mahasiswa yang kecil yaitu 1:6 atau maksimal 1:8. Dengan kondisi yang seperti ini maka proses pembalajaran mahasiswa betul-betul efektif. Dosen bisa memberikan pelayanan maksimal kepada mahasiswa dan mempunyai banyak waktu untuk melakukan penelitian. Hal ini pada akhirnya juga mendukung suasana di IIT untuk menerapkan sistem pendidikan yang ketat dan berorientasi kepada penelitian dan kualitas. Tentu saja hal ini ditunjang dengan kebijakan pemberian gaji yang sangat layak untuk para dosen IIT khususnya dan semua dosen di India pada umumnya.

Keempat, sistem jaringan alumni yang kuat. Alumni IIT telah tersebar di berbagai perusahan besar dengan jabatan bergengsi di berbagai Negara. Dengan kondisi ini dan kuatnya loyalitas alumni, informasi dan jaringan lapangan pekerjaan bagi para mahasiswa IIT, dan dukungan dana untuk pengembangan fasilitas IIT dalam bentuk dompet alumni lebih mudah dilakukan.

Terakhir, kebutuhan tenaga insinyur yang semakin meningkat di era globalisasi di berbagai bidang pekerjaan dan Negara. Apalagi sekarang ini tidak sedikit perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa yang membuka outsourcing tenaga-tenaga insinyur. India yang mampu memberikan kemampuan teknis dan berkomunikasi kepada para mahasiswanya memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik.

Dengan memahami perkembangan IIT di India, prestasi-prestasi yang mampu mereka raih dan rahasia dibalik berbagai kesuksesan tersebut, harapannya Indonesia bisa belajar lebih banyak dari india, terutama dalam pengembangan pendidikan IT.(red)

——-

  1. 1.       http://www.cybermedia.co.in/press/pressrelease143.html
  2. 2.       http://www.topuniversities.com/university-rankings/world-university-rankings/2010/subject-rankings/technology
  3. 3.       http://www.timeshighereducation.co.uk/hybrid.asp?typeCode=438
  4. 4.       http://ia.rediff.com/money/2005/may/25iit.htm
  5. 5.       http://www.jee.iitb.ac.in/
Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response