Saya belum bisa tidur. Baru saja saya membaca comment di wall FB saya, ternyata seorang teman juga sudah meninggal dunia. Karena beliau lumayan aktif menulis, maka saya mencoba membaca beberapa tulisan beliau di blog yang dibuatnya.
Di sana, saya melihat bahwa beberapa bulan sebelum meninggal, beliau masih dengan penuh semangat menuliskan ide-idenya. Satu hal yang membuat saya lama tertegun ketika ketika membaca tulisan beliau, “semoga hidup kita barokah”. Suatu ucapan yang penuh makna, dan menjadi nasehat bagi kita yang masih hidup untuk merenungi makna kehidupan ini.
Jika saya ingat-ingat, ternyata bukan seorang atau dua orang saja di antara teman-teman saya yang sudah dipanggil oleh Allah dalam usia yang masih relative muda. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang sehari sebelumnya masih sempat bersenda gurau dengan saya kemudian besoknya sudah tiada.
Begitulah maut. Seseuatu yang pasti semua orang akan merasakannya, dan tidak ada seorang pun yang bisa memajukan atau pun memundurkannya.
Pertanyaan yang paling penting untuk kita jawab sebenarnya adalah apakah kita sudah menyiapkan diri kita ketika ajal pun datang menjemput. Apakah kita sudah mempunyai cukup bekal kebaikan, shodakah jariah, ilmu yang bermanfaat atau anak-anak yang sholeh/ah yang akan senantiasa mendoakan kita sehingga pahala akan selalu mengalir dari sisi Allah.
Ataukah justru kita belum melakukan apa-apa. Kita mungkin masih sibuk dan terlalu berambisi dengan dunia yang singkat dan fana ini. Lebih celaka jika waktu kita di isi dengan berbagai kemaksiatan yang justru akan mempersulit perjalan kita menuju rahmat Allah.
Wahai saudaraku, wahai jiwaku..tidakkah kita menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran yang bisa menghidupkan hati kita. Ataukah kita akan menjadi orang yang lalai, sampai ketika kematian datang kita justru menjadi gelabakan.
Jangan jadikan diri kita seperti orang-orang kafir yang Allah gambarkan dalam alquran mengalami penyesalan luar biasa dan menginginkan kembali hidup di dunia untuk berbuat kebaikan atau dijadikan tanah saja supaya tidak mendapatkan pembalasan.
Sungguh, Allah maha kasih dan sayang kepada hamba-hamba-Nya yang ingin mencari kebenaran. Allah dengan keadilannya akan memberikan balasan sesuai dengan apa yang kita lakukan. Sekarang persoalannya adalah pada diri kita, apakah kita ingin meniti jalan yang benar ataukan jalan kesesatan.
Ingatlah, hidup ini adalah suatu perjalan menuju tempat yang abadi. Mereka yang punya hati, tentu akan mendahulukan kehidupan yang kekal dibandingkan dengan hidup yang fana. Oleh karena itu, hendaklah kita mengisi hidup ini dengan berbagai amal sholeh dan menjauhkan segala bentuk kesyirikan, sebagaimana Allah berfirman,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Rabb-nya, maka lakukanlah amalan sholeh dan janganlah menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.
Atas semua dosa dan kesalahan kita yang telah lalu, kita harus segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sesungguhnya selagi masih ada waktu.
InsyaAllah dengan rahmat dan kasih sayang Allah, kita akan bisa lebih optimis menebar kebaikan dalam hidup ini. Jika pun pernah melakukan kekhilafan, semoga hal itu menjadi sarana bagi kita untuk semakin merasakan nikmatnya berada di jalan kebenaran dan sulitnya menempuh jalan kesesatan. Allah berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah, wahai hamba-Ku yang telah berbuat berlebihan atas dirinya,jangalah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Ia maha pengampun dan penyayang.
Semoga kita semua dalam bimbingan Allah dan diberikan hidup yang barokah untuk memaksimalkan setiap detik yang kita lalui agar senantiasa berada dalam kebaikan, ketaatan dan kemanfaatan bagi orang lain, dengan sepenuh keikhlasan mengharapkan ridho Allah semata.
InsyaAllah dan kita senantiasa berdoa kepada Allah, ketika kematian itu datang, kita berada dalam keadaan khusnul khotimah. Semoga kematian bagi kita tidak menjadi sesuatu yang ditakuti, tetapi justru menjadikan kecintaan karena dengan kematianlah kita akan bisa bertemu dengan Allah.
Rasulullah bersabda,
من أحب لقاء الله أحب الله لقاءه ومن كره لقاء الله كره الله لقاءه
Barang siapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun cinta untuk bertemu dengannya, tetapi siapa yang membenci pertemuan tadi, maka Allah pun membenci pertemuan denganya.
Delhi, 13 April 2011