Mengejar Keberkahan Rezeki

Pernah seorang teman bercerita tentang berbagai kesulitan yang dialami dalam hidupnya. Dari berbagai persoalan tersebut, masalah ekonomi menjadi salah satu perkara yang sangat serius dan sering memunculkan masalah yang lain.

Keadaan serupa mungkin bukan hanya dihadapi teman saya tadi, tetapi juga menimpa ribuan bahkan jutaan orang lainnya, termasuk kaum muslimin.

Tidak jarang kita mendengar atau membaca berita bahwa ada orang yang mencuri, bercerai, bahkan bunuh diri hanya karena persoalan ekonomi.

Karena pentingnya urusan ekonomi ini, tidak sedikit juga di antara mereka yang menghabiskan sebagian besar waktu dan umurnya hanya untuk urusan pekerjaan dan mencari dunia.

Dalam Islam dunia memang bukan perkara yang diharamkan. Justru kita diperintahkan oleh Allah ta’ala untuk mengejar akhirat, tetapi tidak boleh melupakan urusan dunia.

Namun ketika ada orang yang hanya sibuk dengan dunia, dan sampai menjadikan urusan akhirat hanya sebagai sisa dari waktunya tentu ia termasuk orang yang lalai dan tertipu.

Ia mengira bahwa dengan mengejar dunia maka ia akan mendapatkan kebaikan yang banyak. Padahal ternyata tidak, kecuali hanya memperoleh apa yang telah Allah ta’ala takdirkan untuknya.

Hasan Al Bashri mengatakan,

كثيراً ما وجدنا من طلب الآخرة وأتته الدنيا ولكننا لم نجد من طلب الدنيا وأتته الآخرة

Betapa banyak kita menyaksikan mereka yang mengejar akhirat dan dunia mendatanginya. Namun tidak pernah kita menemukan mereka yang mengejar dunia kemudian akhirat mendatanginya.

Bagi seorang mukmin rezeki tidak hanya dilihat dari sekadar jumlahnya, melainkan keberkahannya. Ia yakin bahwa berapa pun rezeki yang sudah Allah takdirkan bagi kita maka sekali-kalia ia tidak akan tertukar.

Bahkan tidak ada satu pun dari kita yang akan mati kecuali Allah telah menyempurnakan pemberian dari rezeki yang sudah ditakdirkan tadi.

Artinya ketika kita mencoba melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan rezeki sampai melanggar syariat Allah, maka tidaklah hal itu akan menambah rezeki kita dari apa yang sudah ditakdirkan. Justru merusak keberkahannya.

Sebaliknya, ketika yang kita kejar adalah akhirat maka niscaya keberkahan dari rezeki yang Allah karuniakan kepada kita akan bertambah.

Seorang mukmin yakin betul dengan sabdanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,

لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَهَرَبُ مِنَ الْمَوْتِ؛ لَأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ

Jika anak cucu adam berlari dari rezekinya sebagimana ia berlari dari kematian, maka niscaya rezeki tadi akan mendatanginya sebagaimana kematian menemuinya (HR Bukhari Muslim).

Kita berdoa kepada Allah ta’ala semoga kita semua diberikan keberkahan dalam rezeki kita. Aamin.

Masih di travel, menjelang pagi memasuki kota Yogyakartq, 12 Februari 2016

Akhukum fillah, Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response