Mengembangkan Kreativitas Menulis

Menulis kadangkala menjadi hal yang sangat sulit. Mengemukakan ide dalam susunan kata yang terstruktur baik memerlukan latihan dalam waktu yang lama. Paling tidak keseriusan untuk menjadi seorang penulis yang baik dapat teruji.

Alangkah sulitnya menemukan mereka yang mempunyai semangat ini dikala usia mereka masih dalam saat yang oleh kebanyakan orang disebut sebagai masa happy atau bebas.

Menulis memerlukan kesungguhan terutama dalam mengolah pikiran yang akan dituangkan dalam rangkaian kalimat yang disusun. Inilah kiranya yang menjadi salah satu penyebab mengapa amat sedikit anak muda yang menggemari dunia tulis menulis, apalagi tulisan-tulisan ”berat”.

Namun demikian akan sangat berbeda dengan mereka yang telah merasakan bagaimana indahnya menulis. Rangkaian kalimat akan meluncur begitu saja menggambarkan setiap kejadian atau pemikiran yang dialaminya.

Sesuatu yang berarti tidak boleh meninggalkan hal percuma yang tidak dapat diambil nilai guna. Segala sesuatu mengandung hikmah. Banyak betul yang harus ditulisnya.

Prinsip yang penting dalam menulis adalah menulis dengan cinta artinya siap berkorban dan bukan karena keterpaksaan. Tidak sedikit orang menulis bukan karena ingin menikmati petualangan pemikiran tapi lebih dikejar oleh hal-hal yang bersifat pragmatis misalnya untuk mencari nilai atau penghasilan an sich.

Bukan suatu kesalahan yang menyalahi ketentuan banyak orang karena memang tidak ada satu aturan pun tentang masalah ini. Hanya saja alangkah ruginya bila saja ide – ide yang belum matang harus dipaksakan untuk selesai hanya karena tuntutan tadi.

Ide adalah karunia paling berharga yang tidak semua orang mampu menangkapnya dengan baik. Amat banyak orang yang mempunyai ide-ide cemerlang, tetapi hanya sedikit yang mampu menangkapnya agar dapat bertahan atau bahkan untuk diolah agar menjadi lebih matang dan memungkinkan untuk diterapkan dalam berbagai bentuknya dikeseharian hidup.

Setiap ide mengandung pemaknaan yang dapat mencakup banyak hal. Satu kejadian dapat menyimpan sepuluh atau bahkan lebih ide, begitu seterusnya.

Mereka yang telah bergulat dalam pemikiran yang dapat dituangkan dalam lembaran kertas akan merasakan kepuasan karena kemanfaatan yang disampaikannya. Yang ia bawa adalah kemurnian dari kejujuran hati.

Menulis akan mengungkit bagian-bagian bawah sadar yang selama ini jarang dapat dieksplorasi dengan baik. Ia berusaha untuk meledakan masa dengan pemikiran, dan bukan hal mustahil.

Sayang jika potensi yang dimiliki oleh banyak orang belum dapat dikembangkan secara maksimal. Jadilah mereka orang-orang yang mengekor dan hanya bisa menghapal konsep-konsep yang telah diterangkan oleh guru.

Tidak ada upaya kreatif bagaimana agar ide-ide tersebut dapat menyentuh hal paling dekat dalam bagian hidup.

Agak sulit memang karena orientasi yang dibentuk sudah sedemikian mapan dalam pemikiran kebanyakan orang. Untuk melakukan semua diperlukan keberanian untuk gagal.

Bayangkan jika terdapat sistem yang efektif untuk mengembangkan kemampuan terpendam ini, cukup dalam level sebuah universitas. Misalnya masing-masing mahasiswa diberi kewajiban menulis sebuah buku sebelum ia tamat. Tentunya saja dengan metode penulisan yang ketat.

Dapat dipastikan  bahwa dari sekian banyak karya yang dibuat akan ada yang menjadi kontribusi berharga yang mampu membawa pencerahan dalam kehidupan ini.

Kesuksesan ini tidak datang begitu saja. Diperlukan adanya pengarahan dari pendidik untuk mentransper kemampuan kesadaran ini kepada anak didik.

Yogyakarta, januari 2005

Leave a Response