Menghadapi Ujian Hidup

Dalam hidup ini tidak sedikit mereka putus asa. Apalagi di tengah persaingan hidup yang semakin ketat. Banyak yang malah menghalalkan sesuatu yang sudah diharamkan oleh Allah hanya demi sesuap nasi. Mereka begitu takut dengan masa depannya, bahkan dengan berfikirm Jangankan berusaha mendapatkan rezeki yang halal, mendapatkan yang haram saja susah.

Mereka lupa bahwa Allah ta’ala telah berfirman,

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidaklah yang melata sekali pun di muka bumi ini kecuali Allah yang member rezekinya.(Q.S. Hud: 6).

Maka jika hewan yang melata saja sudah Allah jamin rezekinya, apalah lagi mereka yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Hal ini pula mengapa orang-orang yang beriman berbeda kondisinya dengan mereka yang yang tidak ada iman di hatinya.  Bagi orang yang beriman, tidak ada yang perlu ditakutkan dan tidak perlu sedih dalam menjalani hidup ini selama kita berada dalam ketaatan kepada Allah.

Orang yang beriman akan belajar dari pengalaman hidup dan keadaan di sekitarnya termasuk alam. Tidak pernah sekalipun kita tidak makan dalam sehari meskipun sedang dalam keadaan sangat sulit. Ia juga melihat burung yang pergi di pagi hari dan ketika pulang di sore hari ke sarangnya sudah dalam keadaan kenyang. Hal ini membuat ia senantiasa optimis menjalani hidupnya. Orang yang beriman percaya dengan firman Allah subhanahu wata’ala,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka diberikan jalan keluar (dari setiap masalah yang dihadapinya) dan diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. (Q.S. At Tholaq: 1-2)

Apalagi dalam hadits, Rasulullah shollallahu ‘alahi wassalam bersabda,

لا تموت نفس حتى تستكمل رزقها وأجلها

Dan tidaklah mati seseorang sampai dicukupkan rizkinya dan umurnya (ajalnya datang).

Dan para ulama mengatakan bahwa penyebab kesulitan hidup adalah karena kemalasan dan tidak mencari sebab dari takdir yang ditentukan atasnya, atau karena melakukan kemaksiatan padahal Allah telah melarang kita darinya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah ta’ala,

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

Dan tidaklah menimpamu suatu kebaikan kecuali dari Allah, dan tidaklah menimpamu suatu kejelekan kecuali dari dirimu sendiri. (Q.S. An Nisa: 79)

Atau dalam ayat yang lain Allah subhanahu wata’ala juga berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan tidaklah menimpa kalian suatu musibah kecuali karena akibat perbuatan tangan-tangan kalian, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).(Q.S. Assyura:30).

Dan dalam hadits shohih juga disebutkan bahwa Rasulullah sholallahu a’alaihi wassalam bersabda,

إن العبد ليحرم الرزق بالذنب يصيبه

Sesungguhnya seorang hamba diharamkan (disulitkan) rezkinya karena dosa yang dilakukannya.(Imam Ahmad dan Nasa ‘i dan Ibnu Majah dengan sanad jayyid).

Akan tetapi bagi seorang mukmin, tidak ada kondisi yang jelek dalam hidupnya. Bahkan dalam keadaan sulit pun, ia akan menjadikannya sebagai media untuk bertaubat dan meningkatkan kesabaran agar senantiasa berada dalam ketaatan.  Ia tahu bahwa hidup di dunia ini bukanlah kehidupan yang kekal. Baginya yang penting adalah memanfaatkan setiap kesempatan untuk semakin mendekatkan diri dengan Allah.

Adapun dalam hal kesulitan tadi, maka hal tersebut diyakininya sebagai salah satu bentuk ujian dari Allah atau bahkan teguran dan kemaksiatan atau kekhilafan yang dilakukannya. Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ , الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Dan akan kami uji kalian dengan sedikit dari rasa lapar, ketakutan, haus, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, yaitu mereka yang ketika ditimpa musibah, mereka mengatakan sesungguhnya kita dari Allah dan kepada Allah-lah kita kembali. (Q.S. Al-Baqarah: 155-156)

Dengan ujian yang ditimpakan oleh Allah ini, orang-orang yang beriman kembali dari kelalaiannya untuk menjadi semakin taat kepada Allah. Allah ta’ala berfirman,

وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Dan kami uji mereka dengan kabaikan dan kejelekan, agar mereka kembali. (Q.S. Al A’raf: 168)

Ujian berupa kebaikan dalam ayat ini berupa kenikmatan-kenikmatan yang terkadang melalaikan dari mengingat Allah, sementara ujian berubah kejelekan yaitu berbentuk musibah.

Makanya seorang yang beriman, ketika mendapatkan nikmat ia bersyukur dan ketika mendapatkan musibah ia bersabar. Orang-orang yang seperti ini adalah mereka yang sukses dalam menghadapi ujian hidup. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassalam,

عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير إن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له، وإن أصابته سراء شكر فكان خيرا له، وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن

Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin, semua keadaan baginya adalah kebaikan, ketika ditimpa kejelekan ia bersabar dan itu baik baginya, dan ketika ia mendapatkan kebaikan ia bersyukur dan itu baik baginya. Dan tidaklah keadaan yang demikian itu kecuali pada diri orang-orang yang beriman.(HR. Muslim dalam hadits shohih)

Semoga kita semua bisa termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang beriman dan sukses dalam menghadapi setiap kesulitan hidup. Aamiin.

 

Delhi, 22 April 2012

Disadur dari

مجموع فتاوى و مقالات متنوعة الجزء السادس

 

 

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response