Syahid Mereka Yang Tenggelam

Pagi ini kami mengikuti acara pengajian umum di salah satu masjid terbesar di Malang. Setelah kajian, Alhamdulillah sempat bertemu dan bercengkerama dengan berbagai sahabat dan kenalan yang lama tidak berjumpa.

Salah satunya adalah dengan ustadz Rabbani, teman lama sejak sama-sama belajar di Ma’had Abdurrahman bin Auf Sembilan tahun yang lalu. Seperti biasanya, beliau sering bergurau dengan saya. Tidak sedikit pun muncul tanda kesedihan, tetapi beliau bergurau lepas.

Qadarallah, beberapa jam setelah pertemuan tadi, kami pun mendapatkan berita jika putra beliau Taqiyudin Ahmad meninggal dunia karena tenggelam. Mereka sepertinya sedang acara liburan habis kegiatan tabligh akbar yang sangat meriah di masjid Manarul Islam kemaren sabtu.

Taqiyudin adalah seorang yang sangat ramah. Beliau adalah da’I termuda dalam kelompok da’I dimana kami pernah mengikuti kegiatan sekitar empat bulan penuh akhir tahun lalu.

Usianya baru sekitar 18 tahun, tapi masyaAllah, semangat beliau berislam, kemampuan di atas mimbar dan hafalan hadits melebihi kebanyakan pemuda seusia beliau. Sepertinya, sangat ayah memang menyiapkan beliau untuk menjadi da’I, meniti jalan penerus para nabi.

Qadarallah berkata lain. Kini beliau telah dipanggil Allah ta’ala, dengan cara yang insyaAllah memasukkan beliau dalam golongan kelompok mereka yang syahid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ

“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid. Orang yang tenggelam syahid.” (HR. Muslim)

Para ulama mengatakan

من مات غريقاً وهو مُوحِّد يشهد الشهادتين ويدين بدين الإسلام، فهو – بإذن الله شَهِيدٌ

Barang siapa yang meninggal tenggelam, sementara dia bertauhid, bersaksi dengan syahadatain, dan beragama Islam, maka dengan idzin Allah mudah-mudah dia termasuk syahid.

Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga pernah ditanya tentang seseorang yang tenggelam di lautan, apakah ia mati dalam keadaan syahid?, maka beliau mengatakan,

نعَمْ مَاتَ شَهِيدًا إذَا لَمْ يَكُنْ عَاصِيًا

Ya, insyaAllah ia mati dalam keadaan syahid jika bukan dalam keadaan bermaksiat

Meskipun demikian, untuk kehatian-hatian para ulama mengatakan,

كل من مات بحريق وهو مسلم فإنه من الشهداء؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ( الحريق شهيد ) لكن ما نقول: فلان شهيد؛ لأنه مات بالحرق، ما ندري، لكن على سبيل العموم نقول: كل من مات بالحريق فإنه شهيد،

Setiap orang yang mati tenggelam dan dia seorang muslim, maka ia mati syahid, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, orang yang tenggelam syahid). Meskipun demikian tidak kita mengatakan, fulan syahid karena ia mati tenggelam. Kita tidak tahu, tetapi pada jalan yang umum kita katakana, setiap orang yang mati (muslim maksudnya) tenggelam maka ia syahid.

Hal ini berdasarkan larangan untuk menyatakan syahid pada seseorang sebagaimana dibahas oleh para ulama. Apalagi sampai menggelari syahid langsung pada namanya. Wallahu ta’ala a’lam.

Adapun mereka yang bukan muslim meskipun mati dalam keadaan tenggelam, maka tidaklah disebut sebagai syahid berdasarkan ijma’ para ulama. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah ta’ala,

ما كان للنبي والذين آمنوا أن يستغفروا للمشركين ولو كانوا أولي قربي من بعد ما تبيَّن لهم أنَّهم أصحاب الجحيم

Tidaklah pantas bagi para nabi dan orang-orang beriman memohonkan ampun untuk orang-orang musyrik meskipun mereka karib kerabat setelah jelas penjelasan bagi mereka bahwa mereka termasuk ahli Jahannam (Q.S. Attaubah: 113)

Hal ini dikarenakan ucapan syahid hakikatnya adalah doa. Adapun yang dibolehkan dalam doa terhadap non muslim adalah dengan mendoakan hidayah untuk mereka. Dari Abi Musa Al As’ari, diceritakan:

كان اليهود يتعاطسون عند الرسول محمد صلى الله عليه وسلم يرجون أن يقول لهم:يرحمكم الله، فيقول: يهديكم الله، ويصلح بالكم

Dulu orang yahudi bersin di sisi Rasulullah Muhammadiyah shallallahu ‘alaihi wasallam mengharapkan agar dikarakan untuk mereka, semoga Allah merahmati kalian, kemudian Rasulullah mengatakan semoga Allah memberikan pentunjuk kepada kalian dan memperbaiki amalan kalian (HR. Tirmidzi)

Akhirnya, kita berdoa semoga ustadz Taqiyudin mendapatkan tempat mulia bersama para syuhada’ di sisi Allah, keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, dan kita semua mendapatkan pelajaran bahwa cepat atau lambat kematian akan mendatangi kita. Aamin.

 

Malang, 30 Oktober 2016

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

 

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response