Ada orang-orang yang ingin belajar islam, tetapi seakan ada batas antara dia dengan ilmu. Beberapa tahun belajar islam, ternyata hanya sedikit yang ia pahami.
Jika ini terjadi pada kita, bisa jadi karena maksiat yang dilakukan. Sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang diletakkan Allah ke dalam dada seorang hamba. Tidaklah cahaya itu padam kecuali dikarenakan maksiat.
Ketika maksiat terus ditumpuk, maka hati akan berkarat. Bahkan tidak jarang mereka kehilangan pandangan bathin. Akibatnya, hidayah pun sulit untuk ia raih.
Ali bin Hasram rahimahullah berkata,
سألت وكيعًا عن دواء الحفظ فأجاب: ترك المعاصي
Aku bertanya kepasa waqi’ tentang obat bagi hafalanku, maka ia menjawab, tinggalkan maksiat.
Hal ini senada dengan sya’ir iamam syafi’i,
قال الإمام الشافعي: شكوتُ إلى وكيعٍ سوءَ حِفظي *** فأرشَدني إلى ترك المعاصي وأخبَرني بأن العلمَ نورٌ *** ونورُ الله لا يُهدى لعاصي
Berkata Imam syafi’i, aku mengadukan pada waqi’ tentang jeleknya hafalku, maka beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat dan mengabarkan bahwa ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan memberikan petunjuk pada pelaku maksiat.
Demikian juga, ketika suatu hari Imam Malik rahimahullah melihat kecerdasan yang dimiliki oleh Imam Syafi’i, maka dengan kagum beliau berkata sekaligus berwasiat,
إني أرى أن الله قد ألقى على قلبك نورا فلا تطفئه بظلمة المعصية
Sesungguhnya aku melihat Allah telah mengaruniakan cahaya di hatimu, maka jangan engkau padamkan dengan kegelapan maksiat.
Addhahak rahimahullah berkata,
ما نعلم أحدًا حفظ القرآن ثم نسيه إلا بذنب، ثم قرأ: {وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ}
Kami tidak mengetahui, ada orang yang menghafal alqur’an kemudian lupa, kecuali karena dosa. Kemudian beliau membaca ayat, dan segala musibah yang ditimpakan kepada kalian adalah karena ulah tangan kalian. Dan Allah banyak memaafkan (dosa kalian) (Q.S. Assyura: 30).
Kita berdo’a kepada Allah, semoga kita semua termasuk di antara golongan yang Allah mudahkan untuk memahami agama ini dan istiqomah di atas ilmu sampai kematian menjemput. Aamiin.
Surabaya, 28 Desember 2018
Akhukum fillah, Gonda Yumitro