Keihklasan Dalam Mempelajari Al-Quran

Mempelajari dan mengajarkan alquran merupakan perkara mulia. Namun demikian, ternyata ada di antara mereka yang belajar alquran tidak dengan niat yang ikhlas.

Dalam kitab jami’ul ulum wal hikam, syarah kitab ar bai’in an nawawi dikisahkan di antara beberapa orang yang awal dilemparkan masuk kedalam neraka selain seorang syuhada’ dan orang kaya yang dermawan adalah mereka yang membelajari alquran dengan maksud supaya disebut sebagai seorang qori’.

Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ورجل تعلم العلم وعلمه وقرأ القرآن فأتي به يعرفه نعمه فعرفها، قال فما عملت؟ قال تعلمت العلم وعلمته، وقرأت فيك القرآن قال: كذبت ولكن تعلمت ليقال عالم، وقرأت القرآن ليقال قارئ، فقد قيل، ثم أمر به فسحب على وجهه حتى ألقي في النار

Seseorang yang belajar dan mengajarkan ilmu, dan membaca alquran maka disampaikan tentang nikmat yang telah diberikan padanya, ia pun mengetahui, maka ditanya apa yang telah engkau amalkan? Ia berkara, aku telah belajar ilmu dan mengajarkannya. Dan aku juga telah membacara alquran di jalan-Mu. Maka Allah berfirman, engkau berdusta!. Namun engkau belajar biar disebut sebagai orang ‘alim, dan engkau membaca alquran agar disebut sebagai qori’. Kemudian dikatakan, kemudian diperintahkan untuk menyeret wajah orang ini sampai ia dilemparkan ke neraka (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, dalam menuntut ilmu dan mempelajari alquran kita tidak boleh menjadikannya dengan tujuan untuk mencari dunia, melainkan hendaknya semata-mata karena mencari wajah Allah semata. Kita tidak boleh menjual akhirat kita yang mahal hanya dengan harga murah di duniah ini.

Ketika akhirat yang kita jadikan sebagai tujuan, maka niscaya Allah ta’ala akan juga memberikan bagian dari dunia. Adapun jika dunia yang dijadikan sebagai tujuan, maka bagian akhirat pun tidak akan kita dapatkan. Allah ta’ala berfirman,

من كان يريد حرث الآخرة نزد له في حرثه ومن كان يريد حرث الدنيا نؤته منها وما له في الآخرة من نصيب

Barang siapa yang menginginkan bagian dari akhirat, maka Kami tambahkan bagiannya (dengan dunia), dan barang siapa yang menginginkan dunia maka Kami berikan baginya dan ia tidak mendapatkan bagian di akhirat (Q.S. Asyura: 20)

Dari ayat di atas terlihat bahwa mereka yang belajar alquran hanya karena urusan dunia, maka di  akhirat mereka tidak akan merasakan surga. Bahkan Allah ta’ala akan memberikan siksa neraka bagi mereka karena kesalahan dalam menata niat. Mereka adalah orang yang paling merugi dalam kehidupan akhiratnya.

Dari Jabir bin Abdillah Radiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا تعلموا العلم لتباهوا به العلماء ، ولا لتماروا به السفهاء ، ولا لتحيزوا به المجالس ، فمن فعل ذلك فالنار النار

Jangan belajar ilmu untuk membanggakan diri di hadapan ulama, dan jangan karena ingin mendebat orang bodoh, dan jangan karena ingin memperbanyak pengikut majelis, siapa yang melakukan demikian maka neraka, neraka (baginya) (HR. Bukhari)

Jadi ketika belajar ilmu dan alquran, maka niat kita harus lurus semata-mata karena Allah. Ilmu yang kita pelajari dimaksudkan untuk memperbaiki diri agar semakin dekat pada Allah ta’ala. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan.

Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu berpesan,

يا حملة العلم اعملوا به فإنما العالم من عمل بما علم فوافق عمله علمه ، وسيكون أقوام يحملون العلم لا يجاوز تراقيهم يخالف سريرتهم علانيتهم

Wahai para pembawa ilmu, beramallah dengan ilmumu. Sesungguhnya seorang yang berilmu yaitu mereka yang beramal dengan ilmunya dan sesuai antara amal dan ilmunya. Sungguh akan ada suatu kaum yang membawa ilmu, tetapi tidak terlewati kecuali kerongkongannya saja, menyelisihi penampakan dengan apa yang mereka sembunyikan.

Oleh karena itu, marilah kita berdoa kepada Allah ta’ala sebagaimana doa yang selama ini dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لا يُسْتَجَابُ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hari yang tidak khusu’ dan dari jiwa yang tidak kenyang, dan doa yang tidak dikabulkan (HR. Bukhari)

Semoga semangat kita belajar ilmu dan alquran senantiasa ikhlas dan bukan dikarenakan alasan dunia. Aamin.

 

Malang, 24 Mei 2017

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response