Mahasiswa Asing di Negeri Gandhi

Tulisan ini dimuat dalam buletin Atase Pendidikan KBRI New Delhi Edisi IV, ditampilkan di blog dengan harapan agar bisa berbagi informasi bagi teman-teman yang belum bisa mendapatkan buletin tersebut

Minat Mahasiswa Asing Belajar di India Meningkat

Pendidikan India semakin menunjukkan eksistensinya di dunia internasional. Buktinya, India menjadi salah satu tujuan favorit mahasiswa asing untuk kuliah. Dari tahun ke tahun, jumlah mahasiswa asing di India semakin meningkat.

Menurut data dari Jawaharlal Nehru University, pada tahun 2010, lebih dari 30.000 mahasiswa asing belajar di India dengan self financing. Sementara mahasiswa yang kuliah dengan beasiswa berjumlah sekitar 3.550 orang[1].

Jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan kondisi beberapa tahun yang lalu. Berdasarkan data dari Association of Indian Universities (AIU), pada tahun 2005-2006 terdapat sekitar 14.456 mahasiswa asing. Padahal pada tahun 2004 jumlah mahasiswa asing hanya 13.267 saja[2].

Data Indian Council For Cultural Relations (ICCR) menunjukkan bahwa  sebagian besar mahasiswa asing yang kuliah dengan beasiswa di India, merupakan penerima beasiswa ICCR.

Setiap tahun ICCR menawarkan 2.325 beasiswa dengan 21 skema. Skema yang paling banyak adalah untuk mahasiswa Afghanistan, sejumlah 675 beasiswa, dan untuk negara-negara Afrika, sebanyak 500 beasiswa per tahun[3].

Adapun sisanya merupakan beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa dari 80 negara. Kebanyakan berasal dari negara-negara berkembang seperti Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Ethiopia, Fiji, Iran, Iraq, Indonesia, Jordan, Kenya, Ghana, Lebanon, Madagascar, Malaysia, Mauritius, Myanmar, Nepal, Somalia, Sri Lanka, Suriname, Syria dan Thailand.

Meskipun demikian, tidak sedikit juga mahasiswa yang berasal dari negara-negara maju seperti Jepang, Amerika dan Eropa. Biasanya mereka belajar kesenian, tari, musik, bahasa dan peradaban India.

Peningkatan jumlah mahasiswa asing di India ini menarik untuk dicermati. India yang sebelumnya dikenal sebagai negara berkembang, menjelma menjadi salah satu negara dengan pendidikan yang memiliki jaringan internasional terbesar di dunia.

Paling tidak ada beberapa hal yang menyebabkan minat mahasiswa asing meningkat untuk belajar di India, antara lain:

Pertama, kejayaan peradaban dan kekayaan budaya India sudah terkenal sejak beberapa abad yang lalu. Menurut Prashant K. Nanda, hal ini menyebabkan mahasiswa asing sudah datang ke India sejak tahun 5 s.d. 13 Masehi. Waktu itu India terkenal dengan Universitas Nalanda yang merupakan pusatnya mahasiswa asing, terutama dari Cina[4].

Kedua, pendidikan India mempunyai banyak keunggulan. Salah satunya adalah penggunaan bahasa Inggris pada semua level pendidikan sehingga memudahkan mahasiswa asing untuk mengikuti proses pembelajaran.

Bahkan bagi mahasiswa yang masih lemah kemampuan bahasa Inggrisnya, kampus-kampus India menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan mereka melalui kelas khusus bahasa Inggris.

Ketiga, India mempunyai cukup banyak kampus yang diakui secara internasional. Menurut data dari kedutaan India di Jakarta, India mempunyai 490 universitas yang terdiri dari 20 Central Universities, 216 State Universities, 101 Deemed Universities, 13 Insitusi penting Negara, dan 140 Institusi Penelitian.

Adapun colleges sejumlah 20.769 buah-terdiri dari 11.698 kampus pendidikan, 1.562 kampus teknik dan arsitektur, 2.053 kampus kedokteran, 1.669 institut keguruan, 1.274 politeknik dan 2.513 kampus lainnya[5].

Sebagian besar kampus tersebut di atas sudah diakui secara internasional, sehingga mahasiswa asing mempunyai banyak pilihan untuk melanjutkan pendidikan mereka di India, baik dalam hal jenjang pendidikan maupun jurusan yang dipilih.

Keempat, India tumbuh sebagai salah satu negara terbesar ekonominya di dunia. Di masa mendatang, diperkirakan India akan semakin berpengaruh terhadap dunia internasional.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa asing di India. Kemungkinan besar keberadaan mereka sebagai lulusan India akan sangat dibutuhkan di negara mereka masing-masing di masa mendatang.

Kesan Mahasiswa Asing

Berkaitan dengan peningkatan jumlah mahasiswa asing di India, Sukriya melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa asing yang sedang belajar di berbagai universitas di negeri Gandhi. Wawancara ini berkenaan dengan kesan mereka selama kuliah di India.

Amirov Shaikhun, mahasiswa Jamia Millia Islamia asal Tajikistan, berpendapat, India sekarang sangat terkenal dengan kemajuan pendidikannya. Melalui pengelolaan pendidikan yang bagus, India mampu meningkatkan kemakmuran negaranya secara signifikan”.

Sementara Helta, mahasiswa Indonesia di Delhi University, mengatakan, “Pendidikan India memberikan nuansa yang berbeda dengan pendidikan di Indonesia. Di sini, kita benar-benar dituntut untuk belajar sekeras mungkin agar mampu bersaing dengan mahasiswa India yang memiliki semangat belajar sangat tinggi”.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa bahwa setiap semester paling tidak mahasiswa India harus menyelesaikan bacaan sebanyak 40 sampai 60 buku. Hal yang membuatnya mendapatkan lebih banyak ilmu berharga daripada ketika masih kuliah di Indonesia.

Cho Hyunkyung, mahasiswa Korea Selatan, yang sedang belajar di JNU, menilai bahwa pendidikan India mampu bersaing dengan negera-negara maju lainnya. Menurutnya, “Pendidikan India itu murah, akan tetapi semua dosen yang mengajar minimal telah menyelesaikan pendidikan jenjang doktoral. Dosen-dosen tersebut juga mudah ditemui dan selalu siap membantu”.

Adapun Jusman Masga, mahasiswa Alighar Muslim University asal Indonesia, menyampaikan, “Saya sudah tinggal di India lebih dari empat belas tahun dan saya menemukan banyak pengalamanan menarik. Budaya India sangat kaya. Lebih dari itu, untuk mahasiswa “timur” pergaulan mahasiswa di India cukup terjaga.”

Di hostel atau tempat kos mahasiswa misalnya, jam berkunjung sebagaimana yang diterapkan di Indonesia juga berlaku di India.

Suwaidah, mahasiswi Mysore University  dari Thailand mengatakan, “Peraturan di hostel sangat ketat. Tidak boleh ada laki-laki yang masuk ke kamar. Jika saya pulang malam atau ada teman yang ingin menginap, maka terlebih dahulu harus mengajukan permohonan tertulis ke officer”.

Bahkan beberapa mahasiswa Indonesia dan Irak sempat diberikan peringatan oleh officer karena teman mereka ikut menginap di hostel Jamia Millia Islamia. Seorang mahasiswa dari Nigeria bahkan dikeluarkan dari hostel Delhi University  karena memasukan wanita ke dalam kamar.

Meskipun demikian, Bashis Ahmad, mahasiswa Afghanistan yang sedang kuliah di Pune University, menyatakan “Meskipun demikian, saya senang tinggal di hostel karena saya bisa mengenal mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya yang sangat berbeda”.

Selain itu, tentu saja tinggal di hostel bisa membantu mahasiswa mengasah kemampuan berbahasa Inggris. Akses fasilitas kampus juga mudah dan dekat. Dari segi biaya juga relatif murah karena biaya hostel sebesar 500 ribu perbulan sudah termasuk listrik, lemari, kasur, dan internet.

Adapun jika menyewa kamar di perumahan penduduk, maka mahasiswa harus benar-benar memperhatikan beberapa hal seperti jarak ke kampus, keamanan, ketersediaan air, tempat belanja, dan aliran listrik.

Kasim, mahasiswa asal Irak di Panjab University mengatakan, India yang sesungguhnya bisa dirasakan ketika kita tinggal bersama penduduk. Orang India itu, meskipun terlihat keras, tetapi mereka sebenarnya sangat baik”.

Meskipun demikian, bukan berarti mahasiswa asing yang kuliah di India tidak mempunyai rintangan, terutama bagi mereka yang baru datang ke India. Beberapa di antaranya seperti masalah cuaca yang sangat ekstrim, penduduk yang begitu padat, cara bicara masyarakat yang keras, masalah selera makanan, dan lingkungan yang kurang bersih.

Adapun di kampus, materi kuliah yang lebih banyak bersifat teoritis dan sistem ujian yang sangat berat tidak jarang membuat mahasiswa merasa kesulitan. Saat ujian misalnya, setiap pertanyaan harus dijawab dalam bentuk essay.

Oleh karenanya mahasiswa paling tidak harus menulis minimal 25 halaman kwarto selama 3 jam untuk satu mata kuliah pada saat ujian akhir semester. Hal ini belum termasuk makalah dan ujian mid semester yang juga menuntut mereka banyak membaca dan menulis. Karena sistem seperti ini, tidak jarang mahasiswa gagal pada saat ujian, atau bahkan mengundurkan diri.

Akan tetapi, bagi mereka yang benar-benar ingin mencari ilmu dan meningkatkan pemahaman terhadap suatu bidang tertentu, kuliah di India adalah hal yang sangat menantang. Maka sudah saatnya bagi mahasiswa Indonesia untuk mempertimbangkan universitas-universitas India sebagai salah satu tujuan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.(red)

1. http://jnuinfo.yolasite.com/scholarship.php

2. http://www.siliconindia.com/shownews/Indian_Universities_rope_in_more_foreign_students-nid-45439-cid-Others.html

3. http://www.iccrindia.net/scholarshipschemes.html

4. http://www.boloji.com/index.cfm?md=Content&sd=Articles&ArticleID=349

5. http://indianembassyjakarta.com/education.html

 

 

 

Leave a Response