Peningkatan Kerjasama Indonesia India

Tulisan ini dimuat dalam buletin Atase Pendidikan KBRI New Delhi Edisi VI, ditampilkan di blog dengan harapan agar bisa berbagi informasi bagi teman-teman yang belum bisa mendapatkan buletin tersebut

Hubungan kerjasama antara Indonesia dan India sejak era reformasi dalam berbagai bidang semakin meningkat. Kondisi ini seakan mengembalikan “kemesraan” hubungan kedua Negara yang sempat begitu akrab pada pasa kepemimpinan Soekarno dan Jawaharlal Nehru.

Bahkan pada tanggal 26 Januari 2011 yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didaulat sebagai Chief Guest dalam acara Republic Days India. Pada kesempatan yang sama, 18 Memorandum of Understanding (MOU) antara kedua Negara pun ditandatangani.

Keputusan India menunjuk presiden SBY sebagai Chief Guest, sebagaimana pernah dilakukan kepada presiden Soekarno pada tahun 1951, menggambarkan bahwa India memandang Indonesia sebagai negara sahabat yang sangat penting[1]. Selain itu, kedua Negara ingin memperbaiki hubungan yang “kurang akrab” pada masa kepemimpinan Soeharto.

Berkenaan dengan hal tersebut, pada edisi ini Sukriya mengangkat topik tentang peningkatan hubungan kerjama antara Indonesia dan India.

Dinamika Kerjasama Indonesia India

Hubungan kerjasama antara Indonesia dan India mengalami pasang surut. Pada masa Soekarno, kedua negara terkenal sebagai pelopor Gerakan Non Blok (GNB). Hal ini dipengaruhi oleh sejarah kedua bangsa yang pernah dijajah oleh Belanda dan Inggris. Pengalaman tersebut membuat kedua negera konsisten menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi.

Akan tetapi, pada masa Soeharto, hubungan kedua negara tidak begitu baik dikarenakan perbedaan orietasi pembangunan dan ideologi pemimpin kedua bangsa. Soeharto membawa Indonesia begitu dekat dengan Amerika yang mendukung liberalisasi, sementara India mempunyai hubungan dekat dengan Uni Soviet yang berpaham sosialis.

Hubungan kedua negara baru mulai cair kembali di akhir tahun 1990-an. Hal ini dikarenakan pasca tumbangnya kekuatan Uni Soviet, India memutuskan untuk meliberalisasi ekonomi mereka. Selain itu, Indonesia pun mengalami pergantian rezim pada tahun 1998 karena lengsernya Soeharto dari jabatan presiden.

Hanya saja, puncak peningkatan hubungan kerjasama kedua negara terjadi pada masa pemerintahan Presiden SBY. Sedangkan Presiden Habibie, Gus Dur dan Megawati lebih banyak fokus kepada penyelesaian persoalan domistik, dikarenakan masa jabatan mereka yang cukup singkat.

Pada tahun 1999 dan 2003, pemimpin kedua negara memang sempat melakukan pertemuan untuk mendiskusikan promosi dan proteksi investasi kedua negara. Akan tetapi, hasil yang didapatkan belum maksimal.

Sementara SBY, dengan masa jabatan dua periode, pernah dua kali melakukan kunjungan resmi ke India. Pertama pada tahun 2005 dan kedua pada awal tahun 2011. Hasil pertemuan tersebut cukup efektif dalam meningkatkan kerjasama kedua negara, terutama di bidang politik dan budaya, serta kerjasama ekonomi dan perdagangan.

Dalam bidang politik dan budaya, peningkatan kerjasama tersebut terlihat dari komitmen kedua negara dalam memerangi terorisme dan radikalisme, serta  intensifikasi kerjasama pertukaran budaya melalui program pemberian beasiswa kepada mahasiswa dari kedua negara untuk melanjutkan pendidikan di India atau Indonesia. Selain itu, kedua Negara aktif dalam berbagai forum Internasional seperti ASEAN, ARF, East Asian Summit, G-20, United Nations, dan lain sebagainya.

Lebih dari itu, hubungan kedua negara sudah seperti hubungan saudara.karena satu sama lain saling membantu ketika salah satu negara berada dalam kesulitan. Pada waktu bencana Tsunami 2005, gempa bumi di Sumatera Utara dan Jawa misalnya, India membantu Indonesia dengan berbagai jenis makanan dan obat-obatan yang memadai melalui operasi Gambir.[2]

Adapun dalam hal kerjasama ekonomi dan perdagangan, peningkatan kerjasama kedua negara dapat dilihat dari volume perdagangan kedua negara yang semula hanya US$ 1.12 milyar pada tahun 1995-96 meningkat menjadi US$ 2.5 milyar pada tahun 2003-04, dan mencapai  US$ 4 milyar pada tahun 2005. Pada tahun 2005, ditargetkan menjadi US$ 10 milyar pada tahun 2010. Akan tetapi jumlah US$ 10 milyar tersebut sudah bisa diraih pada tahun 2008. Pada tahun 2010, volume perdagangan kedua negara  mencapai US$ 13.2 milyar[3].

Gambaran tentang peningkatan volume perdagangan kedua Negara dapat dilihat dalam tabel berikut,

India-Indonesia Trade Relations

Year 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010
Eksport 1,380.20 2,032.96 2,164.17 2,559.82 3,063.36
Import 3,008.11 4,181.96 4,821.25 6,666.34 8,656.66
Total Trade 4,388.31 6,214.92 6,985.42 9,226.17 11,720.03

Source: Ministry of Commerce of India, December, 2010

Bahkan pada tahun 2015, volume perdagangan kedua negara ditargetkan mencapai  US$ 25 milyar. Oleh karenanya kedua Negara sepakat untuk membangun Indonesia-India Comprehensive Economic Cooperation Agreement (II-CECA) sebagai media negosiasi ekonomi kedua Negara. Keduanya sepakat mengembangkan “Vision Statement 2025”.

Adapun dalam bidang pariwisata, jumlah warga India yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2009, sekitar 110,000 meningkat menjadi 145.000 orang pada tahun 2010, dan ditargetkan menjadi 160.000 orang pada tahun 2011.  Sementara jumlah warga Negara Indonesia yang berkunjung ke India pada tahun 2009 baru mencapai 20.000 orang[4]. Untuk meningkatkan jumlah tersebut, kedua Negara sudah menyetujui penggunaan fasilitas Visa on Arrival untuk kunjungan warga dari kedua Negara.

Faktor Pendukung Kerjasama

Peningkatan hubungan kerjasama antara Indonesia dan India tidak terjadi begitu saja. Paling tidak ada beberapa hal pendukung peningkatan kerjasama tersebut, antaralain:

Pertama, perubahan sudut pandang masyarakat Indonesia terhadap India. Meskipun belum semuanya, akan tetapi masyarakat Indonesia tidak lagi melihat India sebagai Negara yang terbelakang. Hal ini bisa dilihat dari kehadiran para pejabat dan pengusaha Indonesia yang cukup banyak ke India.

Sekarang ini, orang mengenal India sebagai salah satu emerging power di dunia. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi India meningkat drastis, bahkan mencapai 8,6 % pada tahun 2010. Hal ini berbeda dengan pertumbuhan pada tahun 1980-an sampai 1990-an yang hanya 3,4 % saja.[5]

Dubes Andi M Ghalib, yang bertugas di India sejak tahun 2008 dan akan segera mengakhiri masa jabatannya pada akhir bulan November 2011, menyampaikan, “Awal bertugas di India, saya kesulitan mengajak orang Indonesia datang ke India, akan tetapi sekarang, justru mereka berbondong-bondong mau mengunjungi negeri ini”

Kedua,  Indonesia dan India mempunyai banyak persamaan yang mempermudah kerjasama kedua Negara, misalnya dalam hal budaya, bahasa, agama dan karakter kebangsaan. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya hubungan antara kedua bangsa yang sudah berlangsung lebih dari seribu tahun yang lalu.

Selain itu, keduanya merupakan Negara demokrasi, sekuler, yang komitmen terhadap multikulturalisme dan pluralisme, serta berpenduduk terpadat di dunia. Oleh karena itu, Indonesia dan India mempunyai persoalan yang relatif sama, antaralain berkaitan dengan kesenjangan sosial antara masyarakat kaya dan miskin yang cukup kentara.

Ketiga, kedua Negara mempunyai kepentingan yang saling menguntungkan melalui kerjasama antara keduanya. Indonesia misalnya bisa belajar dari India tentang kebijakan pemerintah dalam membangun perekonomiannya sehingga meningkat drastis. Meskipun demikian, India tetap bisa memberikan sarana pelayanan publik seperti pendidikan dengan biaya yang murah.

Sebaliknya, pemerintah India mempunyai kepentingan terhadap Indonesia dalam hal kebutuhan sumber daya alam dan pasar untuk produk mereka. Selain itu, pemerintah India mempunyai kepentingan untuk memberikan perhatian terhadap lebih dari 100.000 orang Indonesia keturunan India dan 5000 warga berkebangksaan India yang sedang bekerja di berbagai sektor di Indonesia sebagai tenaga professional.

Terakhir, kerjasama yang semakin meningkat ini tidak terlepas dari peran dan kerja keras Dubes Indonesia untuk India, Letjen. H. Andi Muhammad Ghalib, S.H, M.H,  beserta segenap Staff KBRI India. Mereka merupakan aktor utama diplomasi Indonesia untuk kerjasama yang lebih baik dengan India.

Meskipun demikian, peningkatan kerjasama tersebut bukan tanpa tantangan. Dalam bidang politik misalnya, kedua negara harus hati-hati dalam menyikapi isu Palestina, Pakistan dan dunia Islam lainnya. Sebagai negara muslim terbesar di dunia, penduduk Indonesia sering membangun opini publik untuk mendukung dunia islam dalam kebijakan politik luar negeri Indonesia.

Sementara dalam aspek ekonomi dan perdagangan, ketersediaan fasilitas transportasi yang lebih murah antara kedua negara sangat diperlukan dalam upaya menghindari lonjakan harga barang dari keduanya.(red)


[1] Bayuni,Endi. Indonesia-India Relations: It’s Business As Unusual. Asia Facific Bulletin,no.93. February 17, 2011

[2] Vibhanshu Shekhar, India-Indonesia Relations, an overview. Institute of peace and conflict studies special report. No.38. March 2007.

[3] Ghalib, Andi M ASEAN and India, A Perspective From Indonesia. Institute of Peace and Conflict Studies Special Report. Edition May 2011.

[4] idem

[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Economic_development_in_India

Leave a Response