Sunnah Mengungkapkan Cinta

Cinta adalah perasaan yang terpendam dalam jiwa. Meskipun terkadang bisa dirasakan dari sikap, tetapi tidak selalu orang yang kita cintai mengetahui bahwa kita mencintainya. Oleh karena itu, dalam Islam mengungkapkan rasa cinta merupakan salah satu sunnah yang mulia.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُعْلِمْهُ إِيَّاهُ

Jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya, maka beritahukan padanya (HR. Tarmidzi)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu diceritakan bahwa beliau duduk  bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat lainnya. Kemudian lewat seorang lak-laki. Di antara sahabat yang duduk tadi kemudian ada yang berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لأُحِبُّ هَذَا الرَّجُلَ ، قَالَ : هَلْ أَعْلَمْتَهُ ذَلِكَ ، قَالَ : لا فَقَالَ قُمْ فَأَعْلِمْهُ ، قَالَ فَقَامَ إِلَيْهِ فَقَالَ : يَا هَذَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فِي اللَّهِ ، قَالَ : أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ

Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai laki-laki ini. Rasulullah bertanya, apakah engkau sudah memberitahukannya? Ia mengatakan, belum. Maka Rasulullah mengatakan, berdirilah dan sampaikan padanya. Kemudian ia berdiri dan mengatakan kepada saudaranya, wahai fulan, demi Allah sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah. Orang tadi menjawab semoga engkau dicintai oleh Dzat yang engkau mencintaiku karena-Nya (HR. Ahmad)

Dari hadits di atas, terlihat jelas bahwa menyampaikan rasa cinta kita dan membalas ucapan tadi merupakan sunnah yang bisa mengokohkan persaudaraan di antara sesama muslim. Betapa banyak mereka yang salah paham meskipun saling mencintai karena susahnya lisan untuk mengungkapkan rasa cinta.

Oleh karena itu, terhadap perkara yang halal yaitu saudara muslim laki-laki dengan laki-laki lainnya, sunnah yang mungkin jarang dilakukan di tengah masyarakat kita ini perlu dibudayakan. Apalagi jika berkaitan dengan hubungan suami dan istri. Seorang suami atau istri seharusnya tidak sungkan-sungkan untuk menyampaikan ucapan cinta kepada pasangan hidupnya.

Hanya saja yang perlu dicatat bahwa hadits ini tidak bermakna bahwa pada siapapun ucapan tadi bisa disampaikan. Seorang laki-laki yang bukan mahram tentu tidak seharusnya menyampaikan ucapan ini kepada wanita yang ingin dinikahinya atau sekedar menarik hati. Demikian juga sebaliknya.

Sebagai agama yang sempurna, Islam betul-betul menjaga adab pergaulan terutama berkaitan dengan mereka yang bukan mahram.

Rasa mencintai antara satu dengan lainnya ini juga akan mempengaruhi banyak hal, termasuk dalam perkara akhirat. Seseorang biasanya meniru atau menyukai apa yang disenangi oleh orang yang dicintainya. Jika yang ia cintai adalah seorang yang sholeh, maka niscaya ia pun akan semakin bersemangat melakukan berbagai kebaikan.

Hal ini pula yang membuat orang-orang beriman semakin mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Para sahabat misalnya, terlihat betul bagaimana mereka rela berjuang dan mengorbankan apapun untuk membela kekasih tercinta Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam.

Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam,

يا رسول الله، متى الساعة؟ فقال: “ما أعددت لها؟ “، قال: حبّ الله ورسوله. فقال : “أنت مع من أحببت”

Wahai Rasulullah, kapan tibanya hari kiamat? Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam bertanya apa yang engkau siapkan untuk menghadapinya. Ia mengatakan, mencintai Allah dan Rasul. Kemudian Rasulullah mengatakan, engkau bersama orang yang engkau cintai (HR. Bukhari)

Suatu janji yang luar biasa dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam. Sahabat Anas bin Malik mengatakan kami bergembira pada hari itu dengan kegembiraan yang hebat.

Sebagai umat Rasululah shollallahu ‘alaihi wassallam hendaknya kita juga menumbuhkan perasaan cinta yang sama terhadap Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam dan orang-orang yang mengikuti sunnah beliau.

Kita berdoa kepada Allah ta’ala semoga kita semua dikumpulkan oleh Allah ta’ala bersama para Rasul dan orang-orang yang mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam. Aamin.

 

Malang, 16 Desember 2015

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response