Di Antara Tanda Husnul Khotimah

Husnul khotimah dalam kematian itu mempunyai tanda-tanda. Terkadang sebagian dari tandanya bisa disaksikan oleh manusia yang hadir. Di antara tanda yang bisa disaksikan oleh manusia pada waktu itu adalah:

Pertama, kematiannya dalam keadaan tenang. Hal ini merupakan keutamaan yang Allah ta’ala berikan bagi mereka yang istiqomah di atas tauhid yang benar. Allah ta’ala berfirman,

إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah kemudian istiqomah di atasnya, maka diturunkan pada mereka malaikat yang mengatakan janganlah takut dan jangan bersedih, dan bergembiralah dengan surge yang dijanjikan untukmu (Q.S. Fushilat: 30)

Kedua, mampu mengucapkan syahadat di akhir hayatnya. Dalil dari keadaan ini adalah hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,

من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة

Barang siapa yang akhir kalamnya adalah ucapan tidak ada Ilah yang haqq disembah kecuali Allah pasti masuk surge (HR. Abu Daud)

Ketiga, meninggal pada malam atau hari jumat. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,

ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر

Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malamnya kecuali Allah selamatkan dari fitnah kubur (HR. Ahmad)

Keempat, meninggal dalam keadaan berkeringat keningnya. Hal ini sesuai dengan kisah Buraidah bin Khusaib,

أنه كان بخراسان فعاد أخا له وهو مريض فوجده بالموت وإذا هو يعرق جبينه فقال : الله أكبر سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ( موت المؤمن بعرق الجبين )

Ketika ia ke Khurasan menjenguk saudaranya yang sakit dan menemuinya telah meninggal tiba-tiba keningnya berkeringat, maka ia mengatakan Allahu Akbar, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, kematian seorang mukmin dengan keringat di keningnya (HR. Ahmad).

Kelima, meninggal dalam keadaan syahid. Mereka adalah orang-orang yang terbunuh di jalan Allah ketika sedang berjihad. Atau bisa juga mereka yang mati karena penyakit tha’un, perut, atau terkena wabah. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,

ما تعدون الشهيد فيكم؟ قالوا: يا رسول الله ، من قتل في سبيل الله فهو شهيد، قال: إن شهداء أمتي إذا لقليل قالوا: فمن هم يا رسول الله ؟ قال: من قتل في سبيل الله فهو شهيد، ومن مات في سبيل الله فهو شهيد، ومن مات في الطاعون فهو شهيد، ومن مات في البطن فهو شهيد، والغريق شهيد

Apa yang kalian nilai sebagai syahid pada kalian? Para sahabat mengatakan, wahai Rasulullah, mereka orang-orang yang terbunuh di jalan Allah adalah syahid. Maka Rasulullah mengatakan, sesungguhnya syuhada’ di antara umatku kalau begitu hanya sedikit. Para sahabat bertanya, maka siapa lagi wahai Rasulullah?. Rasul bersabda, barang siapa yang terbunuh di jalan Allah ia syahid, siapa yang mati di jalan Allah ia syahid, siapa yang mati karena penyakut Tha’un ia syahid, siapa yang mati karena penyakit perut ia syahid, dan orang yang tenggelam syahid (HR. Muslim)

Termasuk seorang wanita yang meninggal dalam keadaan sedang melahirkan anak dikategorikan sebagai syahid. Dari Ubadah ibnu shomit, beliau menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  telah mengabarkan di antara para syuhada, termasuk di dalamnya,

والمرأة يقتلها ولدها جمعاء شهادة، يجرها ولدها بسرره إلى الجنة

Seorang wanita yang mati karena janinnya syahid, diganjar untuknya dan anaknya dengan kabar gembira ke surga (HR. Ahmad)

Demikian juga dengan mereka yang meninggal dalam mempertahankan harta, agama dan jiwa dikategorikan sebagai syahid.

من قتل دون ما له فهو شهيد، ومن قتل دون دينه فهو شهيد، ومن قتل دون دمه فهو شهيد

Siapa yang terbunuh karena mempertahankan hartanya syahid, siapa yang terbunuh mempertahankan agamanya syahid, siapa yang terbunuh memperahankan darahnya syahid (HR. Abu Daud)

Keenam, meninggal sehabis melakukan kebaikan. Mereka yang habis melakukan kebaikan, kemudian di panggil oleh Allah ta’ala insyaAllah menandakan kematiannya adalah husnul khotimah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من قال لا إله إلا الله ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة، ومن تصدق بصدقة ختم له بها دخل الجنة

Barang siapa yang mengatakan tidak ada Ilah yang haqq disembah kecuali Allah semata-mata berharap wajah Allah dan menjadi akhir amalnya maka masuk dalam surga, dan barang siapa yang bersedekah dan menjadi akhir amalnya maka ia masuk surge (HR. Ahmad)

Ketujuh, mereka merasa cinta untuk bertemu Allah menjelang kematiannya. Dari A’isyah radiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من أحب لقاء الله أحب الله لقاءه، ومن كره لقاء الله كره الله لقاءه فقلت: يا نبي الله! أكراهية الموت، فكلنا نكره الموت؟ فقال: ليس كذلك، ولكن المؤمن إذا بشر برحمة الله ورضوانه وجنته أحب لقاء الله، وإن الكافر إذا بشر بعذاب الله وسخطه كره لقاء الله وكره الله لقاءه

Barang siapa yang cinta perjumpaan dengan Allah maka Allah pun cinta untuk bertemu dengannya. Barang siapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah pun benci bertemu dengannya. Maka aku mengatakan, wahai nabi Allah, aku membenci kematian, dan kita tidak menyukai kematian. Maka Rasulullah mengatakan, bukan demikian, tetapi semorang mukmin ketika diberikan kabar gembira dengan rahmat dan keridhoan Allah dan surge-Nya maka ia ingin bertemu dengan Allah. Adapun orang kafir, ketika diberitakan tentang azab dan kemurkaan Allah, maka mereka pun benci bertemu Allah dan Allah pun membenci mereka (HR. Bukhari Muslim)

Masih banyak sebenarnya tanda-tanda lain yang menunjukkan seseorang itu meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Namun untuk sementara kami cukupkan sampai di sini.

Semoga kita semua termasuk di antara mereka yang diwafatkan Allah ta’ala dalam keadaan husnul khotimah. Aamin.

 

Malang, 16 Juli 2016

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response