Lanjutan: Tips Selamat Dari Fitnah Syahwat

Hal berikut lainnya yang dituntunkan oleh para ulama agar kita selamat dari fitnah syahwat adalah:

Keenam, menyibukkan diri dengan berbagai kebaikan.

Kebanyakan di antara manusia mereka tertipu dengan urusan dunia ini, sehingga syaithon pun menguasai dan mendekatkannya dengan gejolak syahwat.

Jika seorang pemuda misalnya hanya sibuk dengan urusan dunia dan tidak diiringi dengan ketakutan kepada Allah ta’ala, maka dengan mudah dalam kesehariannya ia hanya akan membicarakan masalah wanita, dan sibuk dengannya. Sampai bahkan jatuh pada kemaksiatan.

Maka lihatlah orang-orang seperti ini, maka tidak mungkin mereka akan menjadi orang-orang yang berfikir dan sibuk dengan upaya untuk memperbaiki umat, melainkan mereka hanya sibuk dengan urusan pribadi dan syahwatnya.

Adapun mereka yang sibuk dengan ketaatan kepada Allah ta’ala, maka insyaAllah pikiran dan tenaganya tercurahkan untuk hal yang bermanfaat. Dan Allah ta’ala pun akan membantunya untuk mengendalikan syahwat.

Ketujuh, senantiasa berusaha mensucikan jiwanya.

Sebagaimana diketahui bahwa perkara hati merupakan hal yang sangat menentukan kebaikan dalam hidup kita. Hati seperti raja sementara tubuh kita yang lainnya seperti pasukannya. Apa saja yang diperintahkan oleh hati, maka tubuh kita pun akan melakukannya.

Sayang, kebanyakan di antara manusia mereka lalai. Apalagi pemuda, banyak yang hanya sibuk dengan gejolak syahwat terhadap lawan jenisnya.

Oleh karena itu, upaya untuk selalu membersihkan sekecil apapun kotoran dosa dalam hati ini perlu dilakukan. Hendaknya ia bisa menjadikan hatinya hidup, bukan membuatnya menjadi hati yang sakit, apalagi mati.

Kedelapan, menghadirkan rasa takut jika dirinya keluar dari agama ini.

Sudah jelas bahwa siapapun yang memperturutkan hawa nafsunya maka ia akan keluar dari agama ini bahkan sampai jatuh pada kesyirikan.

Mereka yang senantiasa mengingkuti hawa nafsunya ini digambarkan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya,

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا

Apakah kalian meliat siapa yang mengambil hawa nafsunya sebagai tuhan? Apakah engkau akan menjadi wakil baginya? (Q.S Al Furqon:43)

Mereka yang sudah melepas nafsunya dengan cara yang tidak halal, maka ia pun akan ketagihan untuk terus melakukan hal yang sama. Sampai-sampai ia pun menjadi hamba bagi nafsu tadi.

Diceritakan bahwa pernah ada seorang pemuda arab yang pergi ke negara non muslim. Kemudian di sana ia bertemu dengan seorang wanita yang menakjubkan hatinya dan mereka pun melakukan sesuatu yang haram.

Akhirnya, demi menikahi gadis tadi, ia pun rela meninggalkan agama yang mulia Allah. Na’udzubillah.

Padahal sungguh, kelezatan dunia ini sebenarnya tidak ada apa-apanya dibandingkan akhirat. Dan Islam mengingatkan agar kita mendapatkan sesuatu yang lebih mulia dan lezat dibandingkan dunia ini.

Kesembilan, meninggalkan semua tabiat syaithon.

Sungguh syaithon akan senantiasa mengajak kita kepada kemaksiatan dan menuruti syahwat dengan segala tipu dayanya. Karena itu, hidup ini hakikatnya seperti peperangan melawan musuh yang tidak kelihatan. Adapun kita hendaknya menjadi tentara yang selalu dalam kewaspadaan.

Jika boleh dibilang, syaithon adalah pakar psikologi paling hebat yang begitu mengerti gerak gerik hati manusia. Ia paham betul bagaimana cara menyesatkan manusia terutama yang tidak berilmu dan tidak ikhlas dalam amalnya.

Syaithon tidak mungkin akan mengatakan ayo berzina, melainkan ia akan menggiring manusia agar melakukan perbuatan yang akan mengantarkannya pada perzinahan. Ia tidak akan mengatakan kafirlah kalian, melainkan ia akan membuat tipu daya yang menyebabkan manusia menjadi kafir.

Hal ini juga seperti yang terjadi pada seorang rahib yang puluhan tahun begitu taat beribadah. Ketika syaithan menginginkan ia keluar dari agamanya, maka diutuslah seorang wanita untuk mendatanginya.

Setelah berhubungan dengan wanita tadi, akhirnya terjadi perzinahan. Maka ia pun membunuh anak hasil perzinahan tadi dan wanita yang dizinahinya.

Baru ketika kakak wanita tadi datang untuk membunuhnya, syaithon menjanjikan akan melindunginya jika ia memohon bantuan kepada syaithon (melakukan kesyirikan). Singkat cerita akhirnya, sang rahib pun mati dalam keadaan kafir.

Maka selalu ingat dengan syaithon sebagai musuh yang nyata bagi kita. Melalui berbagai cara ia akan senantiasa mengajak manusia pada kesesatan, termasuk melalui syahwat.

Para salafus sholih mengatakan,

الغالب لهواه أشد ممن يفتح مدينة وحده

Kekalahan melawan syahwat lebih dahsyat dibandingkan terbukanya (direbutnya) satu kota.

Kesepuluh, mengingat pahala besar yang dijanjikan Allah ta’ala bagi mereka yang mengendalikan nafsunya.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

المجاهد من جاهد نفسه في ذات الله

Mujahid adalah siapa yang memperjuangkan dirinya di jalan Allah (HR. Tarmidzi).

Hasan Al Bashri ketika ditanya, أي الجهاد أفضل؟ قال: جهادك هواك (jihad apakah yang paling utama, maka beliau menjawab berjuang melawan hawa nafsu). Mereka yang sudah bisa mengalahkan hawa nafsunya, maka akan mudah baginya untuk menghadapi musuh lainnya.

Dari Tholhah diceritakan bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إن الله تعالى يباهي بالشاب العابد الملائكة، يقول: انظروا إلى عبدي ترك شهوته من أجلي؛ أيها الشاب أنت عندي كبعض ملائكتي

Sesungguhnya Allah ta’ala menyerupakan pemuda yang taat seperti malaikat, Allah berfirman; lihatlah kepada hambaKu, ia meninggalkan syahwatnya karena-Ku, maka wahai pemuda, engkau di sisi-Ku, semisal sebagian malaikat. (Tafsir Sya’labi, tafsir Alkisful wal bayan 2:122)

Bagi mereka pun Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjanjikan baginya sorga. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

“سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله” وذكر منهم: “ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال فقال إني أخاف الله”

Tujuh golongan yang akan Allah berikan naungan pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungannya. Disebutkan darinya: seorang yang diajak oleh wanita yang cocok dan cantik (untuk bermaksiat) kemudian ia mengatakan, aku takut pada Allah. (HR Bukhari Muslim)

Kesebelas, mengingat akibat jelek dari mengikuti hawa nafsu.

Allah ta’ala mengumpamakan mereka yang mengikuti hawa nafsunya semisal anjing. Allah ta’ala berfirman,

فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث

Perumpamaan mereka seperti anjing, yang jika engkau mendekat atau meninggalkannya, maka ia tetap menjulurkan lidahnya. (Q.S. Al A’raf:176)

Anjing itu adalah gambaran makhluk yang tamak dengan hawa nafsunya sampai ia pun mati karena memperturutkan keinginannya sesaat.

Ketika ia membawa tulang dan melewati kolam, maka ia seakan melihat bahwa ada anjing lain di dalam kolam. Karena tamaknya, ia pun melompat untuk merebut tulang tadi, yang ternyata adalah bayangannya. Ia pun mati dan tenggelam karenanya.

Demikianlah keadaan mereka yang sudah tertipu dengan syahwatnya. Ia tidak pernah merasa kenyang dengan syahwatnya.

Ia seperti orang kehausan yang meskipun diberikan semua air di laut, niscaya tidak cukup untuk menghilangkan dahaganya. Kemudian ia pun terus jatuh dalam kejelekan demi kejelekan sampai siksa Allah pun mendatanginya.

Wallahu ta’ala a’lam. Semoga kita semua termasuk di antara orang-orang yang selamat dari fitnah syahwat ini. Aamin.

 

Trento, 6 Februari 2015

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

 

 

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response