Pendaftaran Beasiswa ICCR Segera Dibuka

Tulisan ini dimuat dalam buletin Atase Pendidikan KBRI New Delhi Edisi V, ditampilkan di blog dengan harapan agar bisa berbagi informasi bagi teman-teman yang belum bisa mendapatkan buletin tersebut

Bagi tamatan SMA dan mahasiswa Indonesia yang berminat untuk kuliah di India dengan beasiswa, kesempatan tersebut terbuka luas. Sebagaimana biasanya, ICCR akan segera membuka pendaftaran beasiswa Indian Council for Cultural Relations (ICCR) bagi mahasiswa asing, termasuk dari Indonesia, pada pertengahan atau akhir November nanti.

Jangka waktu pendaftaran beasiswa ini cukup lama karena pendaftaran terakhir biasanya ditutup pada akhir Januari. Oleh karena itu, mahasiswa Indonesia yang ingin kuliah di India mempunyai waktu yang cukup banyak untuk mempersiapkan persyaratan yang diperlukan.

Berkenaan dengan hal tersebut, pada edisi ini, Sukriya akan membahas seputar beasiswa ICCR dan pengalaman mahasiswa Indonesia mengikuti seleksi beasiswa tersebut.

Seputar Beasiswa ICCR

            Indian Council for Cultural Relation (ICCR) merupakan lembaga kerjasama kebudayaan India yang didirikan pada tanggal 9 April 1950 oleh menteri pendidikan pertama India, Maulana Abdul Kalam Azzad[1].

Lembaga ini melakukan berbagai kegiatan kebudayaan sebagai sarana soft diplomacy pemerintah India. Salah satunya dengan memberikan beasiswa kepada 2.325 mahasiswa asing dari berbagai negara untuk belajar berbagai bidang keilmuan kecuali kedokteran, kedokteran gigi dan keperawatan di berbagai jenjang baik S-1, S-2 maupun S-3 di berbagai universitas India[2].

Beasiswa ICCR terdiri dari 21 skema. Adapun yang memungkinkan diakses oleh mahasiswa Indonesia adalah Technical Cooperation Scheme Colombo Plan Scholarship Scheme, ICCR Scholarship Scheme for Dance and Music dan Reciprocal Scholarship Scheme, dan General Cultural Scholarship Scheme (GCSS). GCSS merupakan skema yang paling sering diakses oleh mahasiswa Indonesia.

Bagi mahasiswa Indonesia yang ingin mendaftar beasiswa ICCR, informasi beasiswa ini bisa diperoleh langsung di kedutaan atau konsulat India di Indonesia atau melalui beberapa media seperti pamflet dan Internet.

Cara paling mudah untuk memperoleh informasi dan formulir pendaftaran adalah dengan membuka situs www.iccrindia.org/scholarships.htm atau www.indianembassyjakarta.com atau www.dikti.go.id.

Formulir pendaftaran yang diunduh dari website tersebut di atas, hendaknya segera diisi dan dilengkapi dengan berbagai berkas yang diperlukan. Secara umum, berkas yang diminta untuk pendaftaran beasiswa ICCR sama seperti berkas beasiswa lainnya.

Persyaratan tersebut antaralain terdiri dari biodata yang diisi sesuai dengan form yang disediakan, curriculum vitae, surat rekomendasi, terjemahan nilai dan ijazah dari SMA sampai pendidikan terakhir yang sudah dilegalisir, surat keterangan sehat dan bebas HIV/AIDS, foto copy passport, TOEFL dan synopsis penelitian untuk mahasiswa yang mendaftar jurusan arsitektur atau program doktor/post doctoral[3].

Ketika mengisi formulir pendaftaran, pelamar beasiswa ICCR hendaknya menunjukan keunggulan dirinya, meskipun tidak boleh dilebih-lebihkan. Adapun berkaitan dengan pilihan jurusan dan kampus pelamar diberikan kesempatan untuk menentukan 3 pilihan.

Informasi tentang kampus tersebut bisa diperoleh dengan menghubungi mahasiswa Indonesia di India,  mencari informasi melalui internet atau menanyakannya ke kedutaan India terkait kampus-kampus yang terakreditas di India. Dengan cara ini diharapkan pertimbangan memutuskan 3 pilihan jurusan atau kampus di formulir pendaftaran tersebut betul-betul matang.

Kemudahan dalam beasiswa ICCR antaralain syarat IPK dan TOEFL yang tidak terlalu tinggi. IPK minimal cukup 2,75 saja. Hal ini kemungkinan berkenaan dengan sistem penilaian di India yang berbeda dengan di kampus-kampus Indonesia, dimana mencari nilai A sangat sulit.

Adapun TOEFL nilainya cukup rendah, yaitu 500. Meskipun demikian akan lebih baik jika mencapai 550 karena skore 500 hanya persyaratan untuk lulus administrasi. Padahal nantinya setelah lulus tes administrasi, peserta akan diundang ke kedutaan India di Jakarta, atau konsul di Medan atau Bali untuk mengikuti tes bahasa Inggris.

Biasanya panggilan untuk mengikuti tes bahasa inggris dan wawancara akan dilakukan pada akhir Januari atau awal Februari. Tes tersebut akan diadakan sekitar minggu pertama atau kedua Februari.

Beberapa materi yang diujikan antaralain berkenaan dengan kemampuan general English test seperti reading, structure, ditambah penulisan essay terhadap topik yang diberikan. Setelah itu, pelamar akan menjalani tes wawancara.

Pada saat wawancara, pertanyaan yang diberikan seputar hal-hal umum seperti kenapa anda memilih beasiswa ICCR dan tidak ke Negara lain?, bisa dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan diri anda?, apa rencana setelah menyelesaikan kuliah di India?, dan seterusnya.

Intinya pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan upaya melihat kapasitas akademik calon, mengklarifikasi tujuan kuliah ke India yang sebenarnya sudah ditulis di form, melihat kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan relevansi studi calon penerima beasiswa dengan karier masa depan.

Selain itu, tentu saja dengan interview ini, pihak ICCR dan kedutaan India akan mengetahui kemampuan berbahasa inggris calon penerima beasiswa. Bahkan hasil tes bahasa inggris secara keseluruhan di kedutaan inilah yang paling menentukan kelulusan.

Setelah tes tersebut, akan ada 30 orang mahasiswa yang lulus untuk dikirimkan ke ICCR di India. Dari ke-30 orang tersebut, hanya akan 20 orang saja yang dipanggil ICCR untuk melanjutkan pendidikan di India.

Pengumuman kelulusan akan dilakukan secara bertahap mulai dari bulan April sampai bulan Agustus, tergantung admission dari kampus di India. Kebanyakan menerima panggilan pada bulan Juni dan Juli.

Jika sudah diumumkan lulus beasiswa ICCR, maka yang bersangkutan akan mendapatkan beberapa fasilitas, antaralain akomodasi, biaya hidup, biaya kuliah, biaya kesehatan, serta uang buku dan biaya rekreasi ke kota-kota lain di India setahun sekali.

Adapun tiket pulang pergi India harus disiapkan sendiri oleh yang bersangkutan. Meskipun tidak terlalu besar, akan tetapi beasiswa tersebut sudah mencukupi untuk biaya hidup di India yang tergolong masih cukup murah. Akan tetapi, jika yang bersangkutan ingin membawa keluarga, ia harus menyiapkan biaya sendiri.

 

Pengalaman Mahasiswa Indonesia

Untuk memberikan informasi yang lebih jelas, Sukriya melakukan wawancara dengan beberapa alumni dan penerima beasiswa ICCR India. Dalam kesempatan tersebut, beberapa alumni dan mahasiswa tersebut berbagi pengalaman, kesan dan tips ketika mereka mengikuti tes beasiswa ICCR.

Romi Setiawan, Alumni M.A Economic Annamalai University bercerita bahwa ketika mendaftar beasiswa ICCR, ia secara tidak sengaja mendapatkan informasi tersebut. Lulus dari Gontor, ia datang ke Jakarta untuk mengikuti program tahfidz alquran karena ia berencana untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Al-Azhar.

Pada saat liburan, ia bersama temannya pergi jalan-jalan. Karena melihat gedung kedutaan India di Jakarta yang unik dengan bentuk limas, maka mereka pun berhenti dan datang ke sana. Pada waktu itulah ia mengetahui jika pendaftaran beasiswa ICCR sedang dibuka.

Kasih Wulandari, Alumni M.A English Alighar Muslim University mendapatkan informasi beasiswa ICCR melalui beberapa seniornya yang pernah kuliah di India. Karena itu, ia menyarankan, ”Jika ingin kuliah di India, cobalah berkonsultasi dengan mereka yang sedang atau telah lulus dari beasiswa ICCR India.”

Winda Candra, alumni M.A School of Literary and Cultural Studies, EFLU berbagi tips. ”ketika mendaftar kita harus benar-benar menyiapkan berkas yang lengkap, termasuk pasport. Jangan lupa menyusun dokumen tersebut dalam format yang rapi, lengkap dan semenarik mungkin. Tentu saja jangan sampai terlambat mengirimkannya”.

Lebih lanjut, karena berkas yang diperlu dikirimkan sebanyak 6 copy, winda menyarankan agar sebelum mengirimkan berkas kita juga meng-copy satu eksemplar untuk arsip.

Dadang Jatmiko, mahasiswa Master of Commerces, Jamia Millia Islamia, mengatakan bahwa akhir Januari atau awal Februari hendaknya sering-sering membuka email. Pada bulan februari akan ada list yang dipanggil untuk tes. Biasanya di telpon dan melalui email.

”Tapi ada jg teman yang hanya pakai email dan tidak di telpon. Yang jelas, jarak pengumuman dan tes cukup dekat, jadi harus kudu sering lihat email”. Tegasnya.

Salim Nabhan, mahasiswa M.A English, Delhi University, memberikan tips pada untuk persiapan tes bahasa inggris, ”yang penting sebelum mendaftar beasiswa kita harus sering latihan TOEFL agar mempunyai kemampuan grammer bahasa inggris yang bagus. Usahakan selalu mengasah kemampuan dalam berbicara dan mendengar. Selain itu, sering-sering menulis essay tentang berbagai topik.”

Zulkhan Indra, mantan Ketua PPI India berpendapat, ”Jangan grogi saat wawancara, percaya diri adalah kuncinya. Anda harus tahu apa yang akan anda katakan. Siapkan diri sebelum wawancara. Berlatih berbicara Bahasa Inggris dengan teman-teman atau cermin sekalipun. Tunjukkan kepada pewawancara kenapa Anda yang harus mereka pilih”

Dengan gaya khasnya, Novian, mahasiswa Ph.D Filsafat Delhi University menyatakan, ”Jika kita sudah mengikuti semua proses dan seleksi dengan maksimal, maka tinggal banyak berdoa dan tawakkal saja.” (red)

 


[1] M.Prabha. The waffle of the toffs: a sociocultural critique of Indian writing in English. Oxford & IBH, 2000

[2] http://www.iccrindia.net/scholarshipschemes.html

[3] http://indianembassyjakarta.com/education.html

 

22 Comments

  1. terima kasih banyaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.
    semoga mimpi saya untuk bisa melanjutkan studi S2 di India dipermudah dan diberikan kelancaran oleh Allah SWT.
    Mbak Nuzulia…saya adalah mahasiswa semester 7 di Universitas Al-Azhar Indonesia, dan sangat bermimpi untuk dapat melanjutkan studi disana…
    mohon tanya, berarti yang diterima untuk dapat melanjutkan studi disana hanya 20 orang?terima kasih banyak….

    apa yang harus saya lakukan mbak mengingat saya masih semester 7, baru mulai bikin proposal skripsi…terima kasih banyak

    1. sama2 mbak Adisti…mudah2an nanti bisa kuliah di India…untuk kouta yang diterima selama ini memang hanya 20 orang…tp banyak juga mahasiswa Indonesia yang kuliah dengan biaya sendiri karena di India biayanya murah….tentang persiapan, InsyaAllah nanti bisa ikut tahun depan, dibuka bulan November 2012 sd januari 2013..yang penting bahasa inggrisnya di matangkan…semoga sukses…NB: mohon maaf, saya bukan mbak2..he he…Nuzulia itu nama anak saya, nama saya Gonda Yumitro

  2. Makasih info nya mbak, saya salah satu yang tertarik melanjutkan kuliah s3 di india, saya ingin tanya mbak, beasiswa iccr ini lbh memprioritaskan untuk s1/s2/s3? Kira2 kapan ya beasiswa nya buka, soalnya saya liat di web keduataan india blm ada pengumumannya. Terimakasih…

    1. @ Acintya: Maaf saya bukan Mbak, Nuzulia Afrahunnisa itu anak saya :)..semoga sukses mbak…Beasiswa ICCR menerima untuk semua jenjang S-1, S-2, atau S-3, hanya saja selama ini kebanyakan yang kuliah diterima untuk jenjang S-2. Kami kurang tahu apa ada prioritas apa tidak, yang jelas ICCR juga menerima untuk s-3.
      Seharusnya sudah buka mbak..memang di web kedutaan saya lihat juga belum di rubah. lebih bagus ditelepon saja kedutaan india di jakarta atau konjen Medan atau Bali..Saya dulu juga tahu pembukaan beasiswa Iccr satu hari sebelum deadline…tulisan saya ini didasarkan atas form pendaftaran Iccr tahun2 sebelumnya..misalnya di link ini, http://indianembassyjakarta.com/Scholarship%20Information%20Brochure%202011-12%20-%20Indonesia.pdf

  3. assalamualaikum…… kpda yg terhormat,,sy lulusan sma n 2 banda aceh… sy pingin kuliah di india di jurusan kedokteran… bagaimana caranya dan syarat2nya??? n kalau da beasiswanya… maksh atas perhatiannya

    1. @ asrika binti zamhuri: Untuk jurusan kedokteran dan kesehatan ICCR tidak memberikan beasiswa..kalau pun ingin kuliah dengan biaya sendiri sebenarnya bisa, hanya saja persaingannya begitu sulit karena harus mengikuti tes bersama orang-orang india yang sangat banyak. dari segi biaya, kedokteran dan jurusan kesehatan jg tidak murah. info lebih lengkap bisa menghubungi kampus yang diinginkan..semoga sukses

  4. Tanya, biasanya kan every year dibuka ya, Lha untuk Desember 2011-Jan 2012 dibuka gk beasiswanya? atau nunggu November 2012 itu? and klo mau tanya2 update berita ttg ICCR ke siapa? alamt emailnya juga ap? syukriya beforehand..

    1. @ Muhamad Hasbi: coba buku situs kedutaan india jakarta dan ini brosur yang tahun kemaren..http://indianembassyjakarta.com/Scholarship%20Information%20Brochure%202011-12%20-%20Indonesia.pdf
      sebelumnya isi brosur jg seperti itu, jadi sejak tanggal 11 november seharusnya sudah buka..saya dulu baru tahu info di internet jg akhir januari 2010 (satu hari setelah pendaftaran ditutup)..
      alangkah baiknya jika segera mengkontak kedutaan india di jakarta, atau konsul di bali atau medan.
      yang di Jakarta alamatnya:
      Education Wing, Embassy of India,
      Jalan H.R. Rasuna Said, Kav. S.1, Kuningnan, Jakarta Selatan 12950
      Tel: (62-21) 520 4150/52/57/526 4931 & 521 3775
      Fax: (62-21) 520 4160 & 526 5622
      E-mail: edujkt@net-zap.com or ssedu@net-zap.com

  5. Kepada Yth. Mas Gonda…

    Assalammualaikum.

    Saya Nurul Kasyfita, dosen FKIP Kimia. Saya agak ragu untuk melamar karena yang ditawarkan hanya bidang sains, sedangkan saya ini lulusan FKIP Kimia. Meskipun saya juga belajar Kimia, namun tentunya tidak sama dengan yang dari lulusan MIPA.

    Pertanyaan saya, apakah yang tidak boleh hanya kedokteran, kedokteran gigi dan keperawatan saja?

    Apakah pelamar untuk bidang pendidikan sains dipertimbangkan lamarannya?

    Apakah ada batasan umur untuk pelamar S2, karena umur saya sudah 31 tahun saat ini…

    Apakah untuk pemberi rekomendasi harus dari lulusan universitas India? Karena di universitas mulawarman ini, saya tidak menemukan lulusan dari India yang bisa saya minta rekomendasinya.

    Terima kasih atas respon yang akan diberikan.Semoga diberikan kemudahan dalam segala urusan untuk kita semua. Amin…

    1. Wa’alaikummussalam mbak Nurul..kalau boleh saran menurut saya coba saja mendaftar dulu mbak..syaratnya kan juga nda terlalu sulit..

      Mengenai sistem pendidikan di India, setahu saya mereka memang memisahkan pendidikan dengan bidang ilmu lain..jadi bagi yang ingin jadi guru, pertama mereka kuliah S1 jurusan apapun 3 tahun, terus ambil B.Ed 1 tahun,..abis itu kuliah S-2 dua tahun baru ambil M.Ed 1 tahun..tapi kalau mau S-3 di jurusan pendidikan, bisa langsung saja dari jurusan apapun.

      Jadi, berdasarkan formulir dari ICCR, (link ada di koment di atas), semua jurusan memang bisa mendapatkan beasiswa kecuali kedokteran, kedokteran gigi dan keperawatan..termasuk umur, insyaAllah tidak ada masalah..ada teman saya yang juga kelahiran 80, diterima tahun 2011 kemaren..

      Untuk lebih jelasnya coba telepon ke kedutaan besar India di Jakarta..

      Tentang rekomendasi, tidak ada ketentuan harus lulusan India mbak..yang penting yang bersangkutan memang mengenal baik kita..syukur2 memang sudah terkenal pakar di bidangnya..saya dulu juga dosen yang kasih rekomendasi bukan lulusan India..

      Sama-sama, semoga bermanfaat…

  6. salam kenal

    nama saya purwo,
    saya ingin sekali melanjutkan studi S3 ke india khusus bidang teknik telekomunikasi (dibawah departemen teknik elektro).
    kira2 apa saja syarat2 dan bagaimana caranya untuk mendapatkan beasiswa.
    kampus mana yang memiliki program studi teknik telekomunikasi.

    sekian terimakasih

    salam

    wowo

    1. Salam kenal juga pak Purwo..
      Kalau syarat, monggo dibuka di brosur tahun ini pak, link ada di koment sebelumnya..
      Saya belum cek secara pasti, tapi untuk gambaran coba buka beberapa kampus ini karena di sana ada beberapa mahasiswa Indonesia, Jamia Millia Islamia, Delhi University, Jawaharlal Nehru Univ, Alighar Muslim Univ…atau coba juga di IIT India (ada banyak kampusnya, ada di delhi,Roorkee, dll)..tapi untuk IIT saya nda tahu bisa lewat ICCR apa nda, soalnya persaingannya sangat ketat..yang ada masuk ke sana lewat kerjasama PU-IIT dan beasiswa ADB..

      Semoga sukses

  7. Assalammualaikum Mas Gonda…

    Ada pertanyaan lagi nih dari Samarinda.

    Saya bingung dengan yang dimaksud syllabi covered. Apa maksudnya transkrip ya? Tapi di poin sebelumnya ada triplicate records, nah yang itu apa lagi ya maksudnya? Kalau yang saya urus sih, ijazah dengan tranksrip aja untuk S-1 dan ijazah SMA dan danem untk SMA nya. Apa benar begitu saja Mas ya? Mohon petunjuk….

    Untuk foto, saya tempel di kotak yang 3X4 kekecilan kayaknya. Padahal ada blog saya baca katanya siapkan pasfoto 3X4 10 lembar, jadi saya sdh terlanjur cuci kemarin. Yang benar ukurannya berapa ya Mas? 3X4 atau 4X6?

    Hmm, yang ini juga meragukan saya Mas. TOEFL ITP belum tiba2 juga dari Jakarta ke Samarinda. Karena harus 10 orang baru bisa jalan tesnya. Saya ya nggak kuat kalau harus bayar 10 kursi untuk saya sendirian. Jadi saya sudah ikut TOEFL lokal dari universitas, tapi ITP baru datang tgl 18 Februari. Saya agak minder mengirimkan TOEFL lokal itu dalam dokumen saya. Meskipun saya sudah menelpon kedutaan dan mereka minta tetap dikirim meski pakai TOEFL lokal dulu ITP menyusul. Bagaimana pengalaman Mas Gonda? Apa harus pakai ITP di pengriman document ke kedutaan? Semoga amplop saya tetap dipertimbangkan karena agak miris kalau disisihkan hanya karena jarak Samarinda Jakarta yang jauh dan TOEFL ITP yang belum kunjung tiba…

    Mohon maaf ya Mas, jika ada salah kata dan saya ini banyak bertanya. Terima kasih banyak Mas atas respon yang akan diberikan. Mohon doanya juga (hehehehe minta nya banyak ya saya :D).

    Wassalam,

    NURUL KASYFITA

    1. Wa’alaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh mbak

      Maaf baru balas,

      a. Untuk yang syllabi covered, ya betul itu maksudnya transkrip..Jadi singkatnya, yang disiapkan adalah semua ijazah dan transkrip nilai (dari SMA, S-1, dan S-2 (jika melanjut ke S-3). Semuanya harus ditranslate ke bahasa inggris dan disahkan pihak berwenang..bisa lembaga bahasa universitas misalnya..(saya dulu begitu).

      b. Masalah foto, diikuti saja yang diperintahkan mbak..keluar dari kotak nda masalah, asal tidak menutupi tulisan..kalau pun tidak muat (dan menutupi tulisan) dipotong saja pakai gunting sedikit atau dimasukan yang 3×4 juga nda masalah..InsyaAllah nanti kalau sudah lulus dan berangkat ke India juga perlu beberapa foto lagi untuk urusan ke Visa, urusan kampus, seperti kartu mahasiswa, imigrasi India (FRRO), dll.

      c. Masalah TOEFL, saran saya, kirim saja TOEFL local dari universitas dulu mbak..nanti kan jika memang sudah datang yang ITP bisa dikirim scan ke- embassy bagian pendidikan (tentu saja perlu kontak2an dengan mereka)..Jika sudah di atas 500 insyaAllah nanti dipanggil tes bahasa inggris.

      Meskipun kalau bisa 550 itu lebih baik karena kan sayang kalau sudah datang jauh-jauh nanti ada masalah waktu tes. Soalnya, yang PALING MENENTUKAN lulus tidaknya itu adalah tes bahasa (sejenis TOEFL tapi digabungkan dengan beberapa soal IELTS) yang diadakan oleh kedutaan India di Jakarta. ..

      d. Semoga sukses dan dimudahkan tes-nya mbak Nurul. Kami senang bisa berbagi informasi.

      Wassalamu’alaikum warahmatullahi

Leave a Response