Arti Seorang Teman

Begitu berharganya seorang teman. Ia akan menjadi tempat menumpahkan berbagai persoalan yang sedang menghadang. Ketika diri sangat membutuhkan masukan. Ia akan menjadi penyemangat hidup yang penuh gelombang. Tidak mustahil manusia mengalami kegagalan dan kejemuan yang berulang dalam hidupnya. Ia membutuhkan penopang yag menguatkan.

Berbagi cerita dari persoalan terpendam sangat menguntungkan. Ia akan lega dari penjara rasa. Bukan pelampiasan, tetapi keakraban. Bukan juga ketergantungan, tetapi persaudaraan.

Seorang yang sedang jatuh cinta misalnya. Sangat berat baginya berdiri tegak dan menatap ke depan, selogis apapun. Ia lemah. Kekuatan musnah. Dan lutut serta rasa tenggelam meninggalkan keistimewaan diri. Bukan siapa – siapa. Manusia. Seorang teman mampu mengembalikan kepada kondisi normal. Cerita yang disampaikan meringankan beban di dada.

Sikap saling memahami dan kesetiaan untuk saling menerima menjadi hal penting. Tidak akan sampai jiwa kepada mereka yang hanya manis di bibir. Juga niat baik memerlukan ilmu. Keyakinan akan kemampuan teman yang dapat membantu saja yang memberikan kepercayaan. Tidak sekedar mengeluarkan beban batin. Salah – salah masalah masalah bertambah besar.

Sayang tidak semua orang dapat menjalin komunikasi yang baik dengan temannya. Kepercayaan belum dapat sepenuhnya diberikan. Rahasia yang dipendam seringkali menggelisahkan. Bukan untuk menceritakan semua. Hanya sebagai bukti makhluk sosial. Ketenangan tidak akan datang dalam kesendirian. Apalagi hubungan transendental yang bersangkutan sangat lemah. Teman akan menjadi tempat menumpahkan rasa yang mudah teridentifikasi. Beberapa persoalan akan dapat diselesaikan hanya sekedar berbagi rasa.

Catatan penting bahwa teman yang dipilih harus benar – benar orang terpecaya dan terbukti kesetiaannya. Menyampaikan rasa dengan sembarang orang menjadi bumerang. Aib yang disimpan hanya menunjukkan kelemahan diri. Solusi tidak muncul dengan rendahnya tingkat kecintaan. Kegelisahan dan penyesalan sangat dirasakan. Kehampaan datang. Tiada berarti. Hanya menambah beban.

Jika memang tiada tempat yang cukup aman, maka kesunyian dalam sujud adalah jawaban. Pengaduan hanya pantas kepada pemilik rasa. Terlalu mudah rasa datang dan terlalu mudah pula pergi. Dengan kuasaNya. Cinta adalah anugerah. Bukan semakin membuat diri tersiksa. Sentuhan lembut dan kendali rasa semakin mendewasakan jiwa. Jatuh cinta hanya bagian pendewasaan diri saja.

Mencatat hikmah dibalik rasa juga kekuatan. Hati akan semakin tegar. Kenangan manis untuk dibaca setiap zaman. Yang penting kejujuran. Tiada yang akan menyalahkan. Kemurnian bukan untuk disembunyikan. Bukan pula menjadikan diri sebagai sosok melankolis. Berjalan dengan tegar, tetapi dalam kelembutan. Potensi cinta akan memberikan energi tambahan untuk prestasi lainnya.

Sungguh hidup ini sangat tergantung dengan cara diri menyikapi. Teman menjadi kekuatan ketika lemah. Perasaan tidak pantas membunuh semua cita. Bangunan yang kokoh dari penerimaan terhadap berbagai keadaan. Hanya untuk cinta.

Teman bukan sekedar ketika kita membutuhkan. Persahabatan tidak pernah mengenal pamrih. Memberikan yang terbaik menjadi harapan. kekuatan menghidupkan yang lemah. Ketergantungan dihilangkan. Tetapi dengan cinta, teman kan selalu datang. Kemudian berucap “ jangan bersedih…..saya bersamamu!!!” (Yogyakarta, 25 Juni 2005)

1 Comment

  1. sepakat dengan uda.. like this :thumb up: (^_^)b btw, artikelnya ditulis sehari setelah milad ya,,subhanallah hikmahnya luar biasa 🙂

Leave a Response