Di antara Sebab Kerasnya Hati

Berdasarkan pembahasan sebelumnya terlihat jelas bahkan mereka yang hatinya keras merupakan musibah besar. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut maka pada kesempatan ini akan sedikit diuraikan beberapa hal yang menyebabkan hati menjadi keras.

Di antaranya  beberapa hal yang menyebabkan hati menjadi keras tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, terlalu cinta dengan dunia dan lupa dengan akhirat.

Karena alasan dunia maka kita menyaksikan betapa banyak mereka yang lalai dengan akhirat. Akibat pekerjaan misalnya, tidak jarang mereka tidak lagi sempat mendatangi seruan Allah ta’ala ketika adzan berkumandang.

Dari dua puluh empat jam waktu yang dimilikinya, maka banyak yang menghabiskan sebagian besarnya hanya untuk urusan dunia. Adapun untuk akhirat terkadang hanya sisa waktu saja. Mereka lebih banyak menggunakan mata di wajahnya daripada mata yang ada dihatinya.

Salah seorang ulama terdahulu pernah mengatakan,

ما من عبد إلا وله عينان في وجه يبصر بهام أمر الدنيا ، وعينان في قلبه يبصر بهما أمر الآخرة ،فإذا أردا الله بعبد خيراً فتح العينين اللتين في قلبه ، فأبصر بهما ما وعد الله بالغيب ، وإذا أردا به غير ذلك تركه على ما فيه

Tidaklah seorang hamba kecuali padanya terdapat dua mata di wajah yang dengannya ia melihat urusan dunia. Dan ada dua mata di hati yang dengannya ia bisa melihat urusan akhirat. Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka dibukakan dua mata yang ada di hatinya, maka ia melihat apa yang telah dijanjikan Allah dengan ghaib. Namun jika Allah menghendaki yang selain itu, maka ia meninggalkan yang demikian (ia hanya melihat dengan mata di wajahnya)

Kedua, lalai dari berdzikir kepada Allah ta’ala.

Orang yang jauh dari dzikir kepada Allah akan menyebabkan hidupnya menjadi sempit dan hatinya buta. Tidak hanya di dunia, bahkan Allah akan menjadikan kebutaan tadi ketika ia dibangkitkan pada hari kiamat. Allah ta’ala berfirman,

ومن أعرض عن ذكرى فان له معيشة ضنكا ونحشره يوم القيامة أعمى

Barang siapa yang lalai dari mengingatku, maka baginya kehidupan yang sempit dan kami bangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan buta (Q.S. Thoha: 124)

Artinya, mereka yang hatinya jauh dari dzikir pada Allah sulit melihat kebenaran dan tidak mempunyai kehidupan. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مثل المؤمن الذى يذكر الله والذى لايذكر الله كالحى والميت

Perumpamaan seorang mukmin yang mengingat Allah dan yang tidak mengingat Allah seperti hidup dan kematian (HR. Bukhari)

Keduanya sangat berbeda seperti langit dan bumi. Hati yang kotor dan tidak taat pada Alah maka niscaya akan tertipu dengan syahwatnya. Mereka merasakan kesenangan sementara yang justru akan mencelakakan dirinya. Merekalah orang-orang yang sesat.

فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Sungguh celaka mereka yang lalai hatinya dari berdzikir kepada Allah, mereka dalam kesesatan yang nyata (Q.S. Azzumar: 22)

Mereka adalah orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat yang telah Allah telah berikan. Allah ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Maka akan kami penuhi jahanam dengan kebanyakan dari jin dan manusia, mereka yang mempunyai hati tadi tidak digunakan untuk memahami (ayat-ayat Kami), mereka punya dua mata tapi tidak digunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), bagi mereka dua telinga tapi tidak digunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang bahkan lebih sesat, merekalah orang-orang yang lalai (Q.S. Al A’raf: 179)

Ketiga, kerasanya hati disebabkan oleh berbagai kemaksiatan.

Dalam salah satu hadits, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ان عَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Ketika seorang hamba melakukan suatu kesalahan maka muncul bintik hitam di dadanya. Jika ia berhenti, beristighfar dan bertaubat maka bersihlah hatinya. Namun  jika ia terus menambahnya sampai tertutup hatinya, dan ini yang disebut sebagai pembatas yang Allah sebutkan Sekali-kali tidak, tetapi pada hati mereka terdapat pembatas akibat apa yang mereka lakukan (QS.al-Muthaffifin: 14).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dzunnun Al Misri mengatakan سقم الجسد في الأوجاع، وسقم القلوب في الذنوب، فكما لا يجد الجسد لذة الطعام عند سقمه، كذلك لا يجد القلب حلاوة العبادة مع الذنوب (sakitnya badan karena lapar, dan sakitnya hati karena dosa. Sebagaimana tidak terasa nikmatnya makanan ketika sakit, maka demikian juga tidak terasa kelezatan ibadah pada mereka yang bernoda dosa.

Sebenarnya masih banyak hal-hal lain yang menyebabkan hati kita membatu, tetapi untuk sementara kita cukupkan sampai di sini. Semoga Allah ta’ala menjauhkan diri kita dari semua perkara yang merusak hati kita. Aamin.

 

Malang, 9 Mei 2016

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

 

 

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response