Tanda Rusaknya Hati

Hati merupakan bagian penting dalam hidup kita. Namun tidak jarang hati tadi menjadi keras bahkan lebih keras dari batu. Allah ta’ala berfirman,

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً

Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu bahkan lebih keras (Q.S. Al Baqarah: 74)

Hati yang seperti ini, tentu akan sulit merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah ta’ala. Ia pun mulai susah untuk merasakan nikmatnya sholat atau membaca alquran. Demikian juga tangis karena takut dan rindu pada Allah sangat sulit baginya. Suatu musibah yang besar.

Ketika sholat, mereka yang hatinya rusak jauh dari kekhusu’an. Sholat mereka pun terasa malas, kecuali ketika ada orang yang melihat. Allah ta’ala menggambarkan keadaan mereka,

وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى

Dan jika berdiri untuk sholat, maka mereka berdiri dengan malas (Q.S. Annisa:14)

Demikian juga dengan rasa cintanya terhadap dunia semakin berlebih. Ia pun mulai sulit untuk mengeluarkan sebagian rezeki yang Allah ta’ala karuniakan kepadanya sebagai infaq. Allah berfirman,

وَلاَ يُنفِقُونَ إِلاَّ وَهُمْ كَارِهُونَ

Dan tidaklah mereka berinfaq kecuali ia tidak menyukainya (Q.S. Attaubah: 54)

Membaca alquran juga tidak lagi menjadi kebiasaannya. Bahkan ia lebih sering membaca Koran dibandingkan dengan Al quran. Ia lebih sering membaca hardisc (komputer, handphone, dst) dibandingkan dengan hadits.

Padahal Usman bin Affan pernah mengatakan,  لو طهرت قلوبكم  ما شبعتم من كلام ربكم kalau hati kalian bersih maka niscaya tidak akan pernah kenyang dari (membaca) kalam Rabbmu.

Orang-orang beriman yang bersih hatinya ingin senantiasa membaca alquran karena dengan bacaan alquran tadi terasa semakin bertambah keimanannya. Hatinya pun menjadi semakin tenang. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman yaitu mereka yang jika disebut nama Allah maka bergetarhatinya dan ketika dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, maka bertambah imannnya dan kepada Rabb saja mereka bertawakal (Al Anfal: 2)

Begitu juga dengan hubungan sosial mereka yang hatinya sudah berpenyakit meski terganggu. Dalam dirinya sudah mulai ada hasad, kesombongan dan sejenisnya. Sehingga kebahagiaan yang seharusnya ia dapatkan dengan ketaatan dan kebersamaan dengan orang-orang sholeh tidak bisa ia rasakan.

Karenanya pantar Malik bin Dinar mengatakan  مـا ضُرب عبد بعـقوبة أعـظم من قسوة القلبtidaklah seorang hamba diberikan hukuman dengan perkara yang lebih berat dibandingkan dengan kerasnya hati.

Hudzaifah Al Marasyi juga menyampaikan hal serupa dengan ucapannya ما أُصيب أحدٌ بمصيبة أعظم من قساوة قلبه tidaklah seseorang mendapatkan musibah yang lebih besar dibandingkan dengan kerasnya hati.

Bahkan kerasnya hati tadi pun bisa membuat seseorang keluar dari agamanya. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إن الإيمان ليخلق في جوف أحدكم كما يخلق الثوب الخلق فاسألوا الله أن يجدد الإيمان في قلوبكم

Sesungguhnya iman lepas dari diri kalian sebagaimana salah seorang dari kalian melepaskan pakaiannya. Maka mintalah kepada Allah untuk memperbarui iman di hati-hati kalian (HR. Muslim)

Sayang terkadang dengan kondisi seperti ini banyak mereka yang tidak sadar dan tetap dalam kemaksiatan dan syubhat yang membuat hatinya semakin keras. Bahkan ia pun merasa bahwa apa yang ia alami adalah kebaikan. Allah ta’ala berfirman,

وَلَكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

Tetapi hati mereka keras dan syaithon mengiasi atas apa yang mereka lakukan (Q.S. Al An’am: 43)

Akibatnya mereka pun selalu dalam kesesatan. Penyakit dalam hati mereka pun semakin bertambahkan. Keengganan mereka mencari hidayah membuat Allah ta’ala menambah penyakit di hati mereka sebagaimana firman-Nya,

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا

Di hati mereka terdapat penyakit dan Allah pun menambah sakitnya (Al-Baqarah: 10)

Kita berdoa kepada Allah ta’ala semoga Allah ta’ala senantiasa melindungi kita dan menjadikan hati kita termasuk hati-hati yang selamat. Aamin.

 

Malang, 8 Mei 2016

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response