Was Was Setelah Wudhu’

Syaithon merupakan musuh yang nyata bagi manusia dimana ia telah mengumandangkan permusuhan ini sejak iblis dikeluarkan oleh Allah ta’ala dari surga. Oleh karena itu, sebagai anak cucu nabi Adam ‘alaihi salam, hendaknya kita senantiasa waspada dari segala tipu daya yang mereka lakukan. Allah ta’ala berfirman,

إن الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدوا

Sesunguhnya syaithon bagi kalian adalah musuh, maka jadikanlah ia sebagai musuh (Q.S. Fhatir: 6)

Berbagai cara pun dilakukan oleh syaithon untuk menipu manusia agar kita semakin jauh dari Allah ta’ala dan nantinya menjadi teman mereka di neraka. Salah satunya adalah dengan memunculkan perasaan was was, misalnya setelah berwudhu’.

Menurut para ulama, perasaan was-was ini tidak akan datang kecuali pada seorang ahli ibadah. Hal ini dikarenakan syaithon akan berusaha untuk merusak ibadah yang dilakukannya, sehingga rusaklah perkara agamanya.

Karena itu syaithon tidak akan masuk pada seorang yang berilmu karena dengan ilmu yang dimilikinya seorang ‘alim akan segera mengetahui tipu daya yang dilakukan oleh syaithon. Demikian juga syaithon tidak akan menempatkan was was pada seorang kafir dan ahli maksiat karena syaithon tidak punya keperluan lagi terhadap mereka.

Was was ini merupakan perkara yang sangat merusak karena akan mengganggu dirinya termasuk ibadahnya. Betapa banyak orang yang terlambat ibadahnya karena perasaan was was ini. Sebagian sehabis berwudhu’ misalnya merasa bahwa ia buang angin. Atau ada juga yang merasa jika terjadi hal-hal lain yang membatalkan wudhu’nya.

Menyikapi kondisi ini, jika seorang muslim mendapatkan was-was dari syaithon, hendaknya ia meninggalkan perasaan tersebut menuju kepada hal yang membuatnya mantap. Hal ini merupakan obat yang mujarab bagi seorang yang sering mendapatkan keraguan dalam hidupnya.

Dalam perkara buang air misalnya ia harus meyakini bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا ينصرف حتى يسمع صوتاً أو يجد ريحاً

Jangan ia keluar dari sholat sampai mendengar suara atau mencium bau (HR.Bukhari)

Selain itu, ia pun perlu untuk segera memohon perlindungan dari Allah ta’ala. Hal ini sesuai dengan firman Allah ta’ala,

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Dan ketika engkau mendapat gangguan dari syaithon dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan dari Allah, sesungguhnya Ia maha mendengar dan mengetahui (Q.S. Fushilat: 36)

Hal ini senada dengan hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau bersabda,

من بلي بهذا الوسواس فليقل : آمنا بالله وبرسله ثلاثا ، فإن ذلك يذهبه عنه

Siapa mereka yang diuji dengan was was, maka hendaknya ia mengatakan, kami beriman kepada Allah dan Rasulnya (tiga kali), maka yang demikian akan menghilangkan was was tadi (وفي كتاب ابن السني)

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

إني لأعلم كلمة لو قالها ذهب عنه ما يجد لو قال أعوذ بالله من الشيطان

Sesungguhnya aku tidak mengetahui kalimat yang jika diucapkan, maka akan pergi apa yang ia temukan, kalau ia berkata aku berlindungan kepada Allah dari syaithon yang terkutuk (HR. Hakim)

Secara khusus dalam perkara was was setelah wudhu’, dari beberapa ulama diceritakan bahwa Imam Annawawi menasehatkan kepada mereka yang ditimpakan was was dalam wudhu’ atau sholatnya untuk mengatakan,

لا إله إلا الله. فإن الشيطان إذا سمع الذكر خنس ، أي تأخر وبعد ، ولا إله إلا الله رأس الذكر

Tidak ada Rabb yang yang haq disembah kecuali Allah, sesungguhnya syaithon ketika mendengar maka ia akan menjauh, dan kalimat ولا إله إلا الله adalah seutama-utama dzikir. (HR Muslim)

Maka jika sudah selesai berwudhu’ atau melakukan ibadah apapun, maka seharusnya tidak kembali. Misalnya terbetik di hati atau bisikan dari syaithon, engkau belum membasuh kepalamu, maka janganlah hiraukan. Demikian juga dengan perasaan ada yang menetes dari kemaluan atau ada angin yang keluar dari dubur.

Selain itu, secara umum untuk mendapatkan perlindungan Allah ta’ala dari godaan syaiton maka kita kita perlu untuk memperbanyak membaca ayat qursi sebelum tidur. Demikian juga dengan banyak membaca dzikir pagi dan sore, di antaranya doa,

باسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم

Dengan menyebut nama Allah yang tidak ada yang membahaya bersama namanya sesuatu apapun di langit dan bumi, dan Ia maha mendengar dan mengetahui

Akhirnya, kita berdoa kepada Allah ta’ala semoga kita semua dihindarkan oleh Allah ta’ala dari was was syaithon. Aamin.

 

Lombok, 26 November 2015

Akhukum Fillah, Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Gonda Yumitro

Meraih Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Ilmu Hubungan Internasional UGM, M.A Political Science, Jamia Millia Islamia, dan M.A International Relations, Annamalai University, India. Menyelesaikan jenjang PhD Political Science dari International Islamic University Malaysia. Belajar agama dari beberapa ustadz ketika sedang studi di Yogyakarta, Malang dan India. Bekerja sebagai Professor di Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Leave a Response